diantaranya yaitu batubara dengan total sumber daya sebesar 143,73 miliar ton.
Penambangan batubara membutuhkan beberapa alat berat, salah satunya yaitu
buldoser untuk menggusur bahan galian. Bagian pada buldoser yang bergesekan
langsung dengan lahan pertambangan dinamakan blade yang dilapisi oleh baja yang
memiliki kekerasan tinggi pada ujungnya (cutting edge) untuk menangani
fenomena aus. Material cutting edge yang dibeli dari vendor oleh PT Astra Otoparts
– Engineering Development Center (Astra EDC) memiliki umur pakai selama 72
jam saat hauling dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
memeriksa karakteristik material yang digunakan untuk cutting edge, juga
pengaruh unsur pemadu pada struktur mikro dan sifat mekanik baja untuk cutting
edge. Material yang dianalisis merupakan baja High Strength Low Alloy (HSLA)
original part yang kemudian disebut sebagai sampel A yang saat ini disuplai oleh
Astra EDC, serta baja karbon dan wear plate yang kemudian disebut sebagai sampel
B dan C yang juga diproduksi oleh vendor lainnya dan diusulkan oleh Astra EDC
untuk menjadi material pengganti original part. Semua material yang dianalisis
pada penelitian ini merupakan material yang telah diberikan perlakuan panas oleh
vendor, sehingga analisis yang dilakukan berfokus pada karakteristik yang dimiliki
setiap material.
Sebelum dilaksanakan pengujian sifat mekanik, dilakukan karakterisasi material
terlebih dahulu. Karakterisasi yang dilakukan yaitu analisis komposisi kimia
menggunakan Optical Emission Spectroscopy (OES) dan analisis struktur mikro
menggunakan mikroskop optik (OM). Setelah diperoleh data komposisi kimia dan
struktur mikro, dilakukan pengujian kekerasan dengan hardness rockwell test,
ketangguhan dengan charpy impact test, dan ketahanan aus dengan wet sand wheel
abrasion test untuk setiap material sehingga diperoleh data, lalu analisis dapat
dilakukan.
Berdasarkan hasil percobaan, material yang digunakan untuk cutting edge
merupakan baja dengan mayoritas unsur pemadu berupa silikon, mangan, krom,
dan molibdenum. Material Sampel A dan C merupakan baja yang memiliki struktur
masing-masing berupa bainitik dan martensitik, sedangkan baja karbon memiliki
struktur perlitik. Material Sampel A, B, dan C memiliki kekerasan masing-masing
47,2; 26,8; dan 49,7 HRC. Dari hasil percobaan, Sampel C menjadi material yang
memiliki kekerasan dan ketangguhan yang paling tinggi. Ketahanan aus berbanding
lurus dengan kekerasan setiap material. Laju aus yang dialami oleh material Sampel
A, B, dan C masing-masing sebesar 0,04; 0,08; dan 0,02 gram/jam. Berdasarkan
hasil pengujian Sampel C menjadi material yang dapat dijadikan alternatif untuk
mengganti material cutting edge, dan diperkirakan memiliki umur pakai hingga 144
jam ketika hauling dilakukan.