digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Hernadi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Hernadi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Hernadi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Hernadi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Hernadi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Hernadi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Hernadi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2021 TA PP HERNADI_LAMPIRAN.pdf]
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2021 TA PP HERNADI_JURNAL.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Klaster industri genting di Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka merupakan klaster ekonomi yang terbentuk secara alami dan memiliki nilai sejarah yang tinggi sehingga dijadikan sebagai identitas wilayah Kabupaten Majalengka. Komoditas genting terus berkembang menjadi produk massal unggulan berorientasi ekspor yang dapat menyejahterakan masyarakat Jatiwangi dan sekitarnya. Namun, produksi dan jumlah industri di klaster industri genting Jatiwangi terus mengalami penurunan yang signifikan selama 30 tahun terakhir akibat keterbatasan bahan baku, keterbatasan tenaga kerja, persaingan pasar, dan berkembangnya industri baru di Kabupaten Majalengka, sehingga terindikasi membuat pengelolaan industri genting menjadi isu kontroversial di antara aktor-aktor yang terlibat di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik stakeholders melalui tingkat pengetahuan, kekuatan, kepentingan, dan pengaruhnya dalam pengelolaan klaster industri genting di Kecamatan Jatiwangi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semiterstruktur dan tinjauan literatur, dengan metode analisis berupa analisis matriks stakeholders dan analisis deskriptif kualitatif. Tingkat pengetahuan stakeholders mengenai kebijakan pengelolaan klaster industri genting secara umum tinggi, namun masih belum terbentuk kesepahaman mengenai konsep rencana KSK Kota Terakota Jatiwangi sebagai kebijakan utama dalam pengelolaan klaster industri genting di Kecamatan Jatiwangi. Tingkat kekuatan stakeholders yang direpresentasikan oleh ketersediaan sumber daya, kemampuan memobilisasi sumber daya, dan authority power secara umum tinggi. Namun, hanya sebagian kecil stakeholders yang memiliki kemauan untuk menginisiasi, membuat forum, dan/atau memimpin aksi yang dapat mengaktualisasikan keberpihakannya terhadap pengelolaan klaster industri genting. Terbentuk dua aliansi stakeholders berdasarkan keberpihakannya terhadap pengelolaan klaster industri genting, yaitu aliansi pendukung dan penentang. Oleh karena itu, tingkat pengaruh stakeholders terhadap pengelolaan klaster industri genting yang direpresentasikan oleh tingkat pengetahuan, kekuatan, dan kepentingan, bersifat beragam dan spesifik sesuai dengan karakteristik masing-masing stakeholders. Berdasarkan hasil tersebut, dirumuskan rekomendasi pendekatan untuk menguatkan keterlibatan stakeholders dalam pengelolaan klaster industri genting di Kecamatan Jatiwangi, di antaranya peningkatan kesadaran dan promosi pemakaian produk; institusi, kemitraan, dan permodalan; legalisasi dan kebijakan; serta pengembangan pengetahuan, riset, dan inovasi. Rekomendasi pendekatan tersebut diimplementasikan oleh kolaborasi Pentahelix yang terdiri dari pemerintah, pengusaha, asosiasi/komunitas, akademisi, dan media.