ABSTRAK Yuli Narpito Supratman
PUBLIC Irwan Sofiyan COVER Yuli Narpito Supratman
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 1 Yuli Narpito Supratman
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 2 Yuli Narpito Supratman
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 3 Yuli Narpito Supratman
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 4 Yuli Narpito Supratman
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 5 Yuli Narpito Supratman
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 6 Yuli Narpito Supratman
PUBLIC Irwan Sofiyan PUSTAKA Yuli Narpito Supratman
PUBLIC Irwan Sofiyan
Bendung Gerak Bojonegoro dibangun mulai Desember 2008 sampai dengan Mei 2012. Sejak dioperasikan
dari tahun 2012 hingga tahun 2015 terjadi gerusan lokal pada ujung hilir apron hingga kedalaman ±4.78 m.
Penyebab gerusan tersebut ditengarai sebagai akibat degradasi dasar sungai yang dikarenakan adanya
penambangan pasir.
Penelitian ini bermaksud mengkaji dampak perubahan penampang sungai terhadap laju dan/atau kedalaman
gerusan (scouring) pada hilir bendung, dengan mendapatkan hubungan perubahan kedalaman maksimum
gerusan hilir apron pada Bendung Gerak Bojonegoro akibat degradasi dasar sungai pada hilir bendung.
Simulasi dan pemodelan dengan menggunakan software HEC-RAS, metode perhitungan gerusan lokal
maksimum secara empirik dengan metode Oliveto dan Comuniello (2009), Meftah dan Mossa (2020), dan
Lu dkk (2013), serta Melville (2013). Perhitungan gerusan umum menggunakan fitur analisa angkutan
sedimen dalam HEC-RAS. Data debit yang dipakai debit observasi bulanan maksimum dan rata-rata, serta
debit banjir rencana.
Dari hasil simulasi dan perhitungan, estimasi kedalaman gerusan lokal secara kumulatif yang paling
mendekati hasil pengukuran (4.38 m) adalah kombinasi metode Lu dkk (2013) dengan Melville (2013)
sebesar 2,94 m (pada kondisi dasar as-built) dan sebesar 5,55 m (pada kondisi dasar terdegradasi). Estimasi
gerusan umum dengan HEC-RAS menunjukkan bahwa fungsi angkutan metode Yang sebesar +7,75 m
paling mendekati hasil pengukuran, namun belum memperhitungkan penurunan elevasi akibat
penambangan pasir.
Kedalaman gerusan lokal hilir bendung secara kumulatif hasil perhitungan dari kombinasi beberapa metode
empiris menunjukkan bahwa ada peningkatan kedalaman gerusan lokal akibat dasar sungai hilir bendung
terdegradasi.