digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ligar Fitrianingsih
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Ligar Fitrianingsih
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Ligar Fitrianingsih
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Ligar Fitrianingsih
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Ligar Fitrianingsih
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Ligar Fitrianingsih
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Ligar Fitrianingsih
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 6 Ligar Fitrianingsih
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Ligar Fitrianingsih
PUBLIC Alice Diniarti

Jalan nasional merupakan penghubung antara ibukota provinsi dengan jalan yang bersifat strategis nasional. Daerah jalan nasional di perkotaan maupun luar kota masih umum menggunakan perkerasan lentur. Apabila terjadi kerusakan pada perkerasan dapat dilakukan pemelihaaran jalan secara struktural pada perkerasan tersebut. Evaluasi yang paling umum digunakan untuk struktural perkerasan adalah dengan melakukan survey lendutan dengan menggunakan alat Falling Weight Deflectometer (FWD) yang mana hasil dari evaluasi lendutan dapat digunakan untuk menentukan lapis tambah (overlay). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi secara struktural pada ruas jalan Nasional Tanah Runtuh – Tawaeli dan menentukan tebal lapis tambah yang dibutuhkan dengan penggunaan metoda Austroads dan Manual Desain Perkerasan Jalan tahun 2017. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terdapat pembagian ruas menjadi 2 (dua) segmen yaitu segmen 1 pada STA 10+000 s/d 12+656 dan segmen 2 pada 14+400 s/d 18+700. Kebutuhan tebal lapis tambah dengan menggunakan metoda Austroads adalah 114 mm dan 98 mm untuk temperatur 47°C, 105 mm untuk temperatur 42°C, 97 mm untuk temperatur 41°C, 85 mm untuk temperatur 38°C, dan 83 mm untuk temperatur 35°C. Kebutuhan tebal lapis tambah dengan menggunakan metoda MDP 2017 untuk nilai temperatur rata-rata perkerasan 47°C, 42°C, 41°C, 38°C, dan 35°C adalah 80 mm untuk kedua segmen. Dari hasil analisis didapatkan bahwa perbedaan nilai temperatur perkerasan dapat mempengaruhi nilai tebal lapis tambah yang dihasilkan.