digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kehidupan perkotaan yang identik dengan kemacetan, kepadatan, dan kesibukan menimbulkan rasa bosan. Kebosanan ini dapat berdampak pada penurunan produktivitas dalam bekerja seseorang. Fenomena ini memunculkan trend baru bagi wisata alam karena menilai kualitas udara lebih baik dan jauh dari kemacetan. Salah satu kota yang banyak diminati untuk berwisata adalah Sukabumi. Industri pariwisata merupakan salah satu penyumbang utama PDB Indonesia. Dengan fenomena ini persaingan menjadi semakin ketat. Terracotta sebagai salah satu pelaku industri di Sukabumi belum menunjukkan hasil yang baik. Terkait Terracotta berusaha meningkatkan fasilitasnya melalui analisis kondisi bisnis saat ini. Peneliti melakukan analisis internal dengan menggunakan analisis bauran pemasaran 4P untuk mengetahui kondisi saat ini, kurangnya promosi membuat Terracotta sulit menjangkau pasar. Kurangnya pemanfaatan ini menyebabkan Terracotta tidak dikenal, sehingga reputasinya belum terbentuk. Selain itu, Terracotta belum memiliki fasilitas dan aktivitas yang mendukung dan dapat dilakukan oleh pelanggan saat menginap di Terracotta. Kemudian peneliti melakukan analisis eksternal menggunakan analisis pesaing dan analisis pelanggan, Terracotta bermasalah dalam persaingan. Pesaing Terracotta diutamakan dan lebih dikenal. Mereka juga memiliki media promosi seperti website dan baliho untuk menarik pelanggan berkunjung ke villanya. Kompetitor juga memiliki fasilitas dan aktivitas yang menunjang untuk bermalam. Untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan, Terracotta perlu mengembangkan fasilitasnya dengan membangun berbagai fasilitas dan aktivitas. Pembangunan villa disesuaikan dengan analisis pelanggan yang telah dilakukan sebelumnya agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Untuk menjangkau pasar yang lebih luas, Terracotta perlu melakukan kegiatan promosi. Kegiatan promosi dilakukan baik secara online maupun offline.