digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Alisastromijoyo
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Alisastromijoyo
PUBLIC Resti Andriani

BAB 2 Alisastromijoyo
PUBLIC Resti Andriani

BAB 3 Alisastromijoyo
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Alisastromijoyo
PUBLIC Resti Andriani

BAB 5 Alisastromijoyo
PUBLIC Resti Andriani

BAB 6 Alisastromijoyo
PUBLIC Resti Andriani

PUSTAKA Alisastromijoyo
PUBLIC Resti Andriani

Pengembangan kilang LNG Arun yang masa pengoperasiannya sejak tahun 1978 akan berakhir pada tahun 2014 menjadi terminal penerima LNG dan regasifikasi dapat membantu memenuhi kebutuhan gas di Aceh dan Sumatera Utara. Kilang Arun ini dapat dimodifikasi menjadi terminal penerima dan regasifikasi LNG karena sejumlah fasilitas yang tersedia masih baik dan layak digunakan. Untuk mengetahui kelayakan proyek ini, dilakukan kajian keekonomian dengan masa perbaikan 2 tahun, operasional selama 20 tahun serta pasokan LNG sebesar 150 MMSCFD untuk tahun pertama, 200 MMSCFD pada tahun kedua, pada tahun ketiga meningkat menjadi 250 MMSCFD, pada tahun keempat bertambah menjadi 300 MMSCFD serta pada tahun kelima sampai tahun kedua puluh meningkat menjadi 350 MMSCFD sebagai kapasitas produksi maksimum. Kajian kelayakan proyek ini melalui 3 parameter yakni analisis NPV, IRR dan BCR. Adapun hasil dari analisa keekonomiannya proyek ini layak dijalankan dengan NPV sebesar AS$ 889,774 juta, IRR 19% dan B/C Ratio 4. PT. Arun telah memberikan kontribusi yang signifikan dari sektor-sektor penyusun perekonomian Aceh Utara, ini terlihat dari Produk Domestik Regional Bruto Aceh Utara dalam kurun tahun 1978-2005 dengan migas mengalami kenaikan dari Rp. 120 miliar pada tahun 1978 menjadi Rp. 7,79 triliun pada tahun 2005 dengan laju pertumbuhan rata-rata 26% per tahun dan tanpa migas pada tahun 1978 Rp. 42,78 miliar meningkat menjadi Rp. 2,15 triliun pada tahun 2005 dengan laju pertumbuhan rata-rata 23% per tahunnya, sedangkan dalam kurun waktu tahun 2006-2012 atas dasar harga konstan tahun 2000 mengalami penurunan dari Rp. 7,68 triliun pada tahun 2006 menurun menjadi Rp. 4,32 triliun pada tahun 2012. Dengan laju pertumbuhan rata-rata minus sembilan persen (-9%) per tahun (dengan migas), Sedangkan tanpa migas, Produk Domestik Regional Bruto Aceh Utara pada tahun 2006 sebesar Rp. 2,46 triliun naik menjadi Rp. 3,07 triliun pada tahun 2012. Berdasarkan laju pertumbuhan rata-rata (4%) pertahun, Kondisi ini mencerminkan potensi penurunan output daerah serta keterkaitan yang sangat erat dengan menurunnya produksi PT. Arun. Berdasarkan kajian, pemanfaatan Kilang Pasca Produksi LNG Arun akan memberikan kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 pada tahun 2015 sebesar Rp. 1,081 triliun mengalami kenaikan sebesar Rp. 2,651 triliun pada tahun 2034 dengan laju pertumbuhan sebesar 16% per tahun. Apabila dikaitkan dengan tingkat perubahan PDRB (?Y) dengan pemanfaatan kilang LNG Arun, maka diketahui proyeksi investasi dan kesempatan kerja terhadap pembentukan PDRB per tahun. Pada tahun 2016 menciptakan kesempatan kerja (?N) sebesar 84.477 orang atau 5.280 orang per kenaikan 1,0% PDRB. Selanjutnya pada tahun 2034 mengalami penurunan sebesar 5.277 orang atau 330 orang per kenaikan 1,0% PDRB. Pada tahun proyeksi tersebut nilai tenaga kerja (?L) rata-rata sebesar Rp. 138,49 miliar dengan kesempatan kerja (?N) rata-rata sebesar 18.411 orang atau 1.153 orang per kenaikan 1,0% PDRB. Tingkat investasi pada tahun 2016 sebesar Rp. 202,60 miliar menurun menjadi sebesar Rp. 1,10 miliar pada tahun 2020, selanjutnya dari tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar Rp. 1,31 miliar menjadi Rp. 12,65 miliar pada tahun 2034. Dengan perubahan investasi selama kurun tahun 2015-2034 rata-rata sebesar Rp. 46,55 miliar per tahun. Tingkat produktivitas pekerja relatif menurun, hal ini disebabkan pertumbuhan pekerja lebih tinggi dari pada pertumbuhan kapital dan sebaliknya produktivitas kapital akan naik. Tingkat produktivitas tenaga kerja dalam banding kapital-pekerja yakni Y/L dan Y/K dengan pemanfaatan kilang LNG lebih besar dari Y/L dan Y/K tanpa pemanfaatan kilang LNG Arun. Proyek ini mempunyai nilai manfaat sosial bersih (NSG) tahun 2015 Rp. 72,12 miliar dengan koefisien manfaat bersih (NGC) sebesar 6,70% mengalami peningkatan pada tahun 2034 sebesar Rp. 91,44 miliar atau NGC sebesar 3,64%, dengan rata-rata NGC sebesar 3,77% per tahun.