digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yaris Adrianto
PUBLIC Suharsiyah

2016 TA PP YARIS ADRIANTO 1.pdf ]
Terbatas  Suharsiyah
» Gedung UPT Perpustakaan

Waterflooding adalah salah satu metode peningkatan perolehan minyak yang banyak digunakan. Air yang mudah didapatkan serta harganya yang relatif murah dibandingkan fluida pendesak yang lain menyebabkan metode waterflooding ini sangat menguntungkan. Metode waterflooding pun bermacam- macam. Tergantung pola sumur yang digunakan seperti: 5-spot, 7 spot, 9-spot, direct-line drive, staggered, dan lain-lain. Banyak teori yang muncul untuk memprediksi efisiensi penyapuan dari proses waterflooding. Buckley-Leverett Welge dan Caudle-Witte adalah beberapa dari teori tersebut. Tujuan studi ini adalah mendapatkan nilai recovery factor menggunakan simulasi dan persamaan empirik waterflood. Simulasi dilakukan menggunakan model 1D, 2D, dan 3D untuk mengetahui fraksi efisiensi pendesakan dan penyapuan. Persamaan empiris yang digunakan pada studi ini adalah Buckley-Leverett- Welge dan Caudle-Witte. Perbedaan hasil dari efisiensi penyapuan dan pendesakan 5-spot pattern waterflood menggunakan simulator CMG-IMEXTM dan persamaan empirik kemudian dievaluasi. Hasil dari simulasi menunjukkan recovery factor model 2D dan 1D yang dikombinasikan cukup mendekati hasil simulasi 3D yaitu 36.3% dan 36,8%. Hasil efisiensi pendesakan pada Buckley-Leverett Welge bernilai tidak jauh berbeda dengan hasil simulasi 1D yaitu 74% dan 75.09% akibat selisih perbedaan waktu pengamatan. Nilai recovery factor yang dihasilkan dari metode Caudle-Witte berbeda 1.1% dengan simulasi efisiensi penyapuan areal model 2D. Pada studi penyapuan vertikal, efisiensi dari korelasi Craig et al menunjukkan nilai 0.3% lebih kecil dari hasil simulasi 2D. Pada studi kali ini didapatkan hasil yang sangat baik. Perbedaan hasil efisiensi penyapuan areal dan vertikal disebabkan oleh ketelitian grafik korelasi yang terbatas.