digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Ricardi Simanjuntak
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Ricardi Simanjuntak
PUBLIC Resti Andriani

BAB 2 Ricardi Simanjuntak
PUBLIC Resti Andriani

BAB 3 Ricardi Simanjuntak
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Ricardi Simanjuntak
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Ricardi Simanjuntak
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Ricardi Simanjuntak
PUBLIC Resti Andriani

BAB 5 Ricardi Simanjuntak
PUBLIC Resti Andriani

PUSTAKA Ricardi Simanjuntak
PUBLIC Resti Andriani

Tailing Storage Facility (TSF) adalah sebuah fasilitas penampungan limbah (limbah padat maupun larutan) hasil pengolahan pabrik PT Cibaliung Sumberdaya. TSF didesain untuk dapat menampung slurry limbah sebanyak 416.185 m3 sebelum limbahnya diolah dan selanjutnya dibuang ke badan sungai. Dari hasil analisa harian rutin setelah dialirkan ke TSF, larutan tailing memiliki kandungan emas kadarnya 0,018 – 0,02 ppm ; perak kadarnya 0,04 – 0,08 ppm dan tembaga kadarnya 0,2 – 0,5 ppm. Walaupun, kandungan emas dan perak di dalam larutan tailing TSF relatif marginal, namun dengan kenaikan harga logam emas dan perak saat ini, proses rekoveri untuk mendapatkan logam emas dan perak sangat menarik untuk dilakukan. Saat ini, PT CSD sudah melakukan rekoveri emas dan perak dengan menggunakan Carbon In Column (CIC), namun proses CIC kurang selektif terhadap ion – ion base metal seperti Cu, Fe, Zn dan lain – lain. Sehingga pada proses elution - electrowinning sampai peleburan sludge menjadi bullion, diperoleh komposisi kandungan base metal pada bullion yang meningkat hingga 10 – 30%. Serangkaian percobaan untuk merekoveri logam emas dan perak dari larutan TSF telah dilakukan dengan menggunakan metode Carbon In Column (CIC) dan Resin In Column (RIC). Adapun percobaan – percobaan tersebut meliputi : percobaan kapasitas adsorpsi isoterm adsorber ; penentuan kurva breakthrough adsorber ; percobaan adsorpsi larutan TSF pada kolom dengan sejumlah variasi laju alir larutan, jumlah adsorber, pH, konsentrasi emas dan perak dalam larutan umpan dan nilai padatan tersuspensi (TSS) ; percobaan elusi dengan sejumlah variasi laju alir larutan, konsentrasi NaCN, pH dan temperatur. Dari percobaan juga dipelajari kinetika adsorpsi beserta laju pengendali yang berlangsung dalam kolom. Terdapat 3 jenis adsorber yang digunakan antara lain karbon aktif, resin AF5, resin Guanidin. Dari rangkaian percobaan tersebut akan dipelajari potensi dan peluang terbaik dari ke-3 adsorber untuk diterapkan di PT CSD. Hasil percobaan menunjukkan bahwa resin AF5 memiliki kapasitas adsorpsi isoterm (gr Au/ton adsorber) paling tinggi diikuti oleh resin Guanidin dan karbon aktif. Dari kurva breakthrough, setelah 48 jam dilewati larutan TSF pada kolom, resin AF5 masih sangat mampu menyerap emas dan perak sedangkan resin Guanidin dan karbon aktif mulai menurun untuk menyerap. Pada percobaan adsorpsi larutan TSF, resin AF5 memiliki kemampuan adsorpsi Au paling tinggi sebesar 89,64% pada variasi laju alir larutan TSF (10 ml/min) serta selektif terhadap ion – ion base metals pada larutan TSF diikuti oleh karbon aktif dan resin Guanidin. Pada variasi – variasi percobaan lainnya, resin AF5 tetap menunjukkan kualitas adsorpsi paling baik dibanding adsorber yang lain. Pengendali kinetika adsorpsi yang berlangsung didominasi oleh pseudo first order model, pseudo second order model, linear driving force model, quadratic driving model dari ion – ion larutan TSF pada permukaan adsorber.