digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Endang Hartiningsih
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Endang Hartiningsih
PUBLIC Resti Andriani

BAB 2 Endang Hartiningsih
PUBLIC Resti Andriani

BAB 3 Endang Hartiningsih
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Endang Hartiningsih
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Endang Hartiningsih
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Endang Hartiningsih
PUBLIC Resti Andriani

BAB 5 Endang Hartiningsih
PUBLIC Resti Andriani

BAB 6 Endang Hartiningsih
PUBLIC Resti Andriani

BAB 7 Endang Hartiningsih
PUBLIC Resti Andriani



PUSTAKA Endang Hartiningsih
PUBLIC Resti Andriani

Prospek Wanagon Gold terletak di Distrik Tembagapura (Distrik Ertsberg), Provinsi Papua, bagian timur Indonesia. Daerah prospek didominasi oleh batuan sedimen Mesozoikum Atas hingga Kenozoikum yang diterobos oleh Intrusi Diorit-Monzodiorit (Wanagon Sill) dan Intrusi Andesit (Wanagon Dike). Studi oleh para peneliti sebelumnya di daerah prospek, didasarkan pada data eksplorasi sebelum tahun 2005 dan tidak memuat hasil pengeboran yang ekstensif pada tahun 2007 hingga 2011. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun Model Genetik Prospek Wanagon Gold berdasarkan data eksplorasi terbaru. Studi tentang mineralogi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis sayatan tipis dan sayatan poles, scanning electron microscope with an energy dispersive spectrometer (SEM-EDS), X-ray diffraction (XRD), dan Near-Infrared spectroscopy (NIR). Komposisi kimia diidentifikasi dengan menggunakan X-ray fluorescence spectrometer (XRF), sedangkan identifikasi elemen di dalam pirit dilakukan dengan menggunakan mini-XRF Niton XL3t. Pada penelitian ini, analisis geokimia yang dilakukan terdiri dari analisis inklusi fluida (petrografi dan mikrothermometri inklusi fluida) dan isotop stabil ³?S. Alterasi yang berkembang, terdiri dari empat jenis, yaitu: (a) garnet-klinopiroksen-wollastonit ± olivin (skarn prograde); (b) epidot-K-felspar-kuarsa-klorit ± amfibol ± biotit (skarn retrograde awal); (c) kalsit-kuarsa ± kaolinit ± zeolit (skarn retrograde akhir), dan (d) kalsit-gipsum-smektit ± kristobalit ± tridimit (alterasi akhir). Skarn adalah tipe alterasi yang dominan, dan setempat berkembang alterasi tahap akhir di sekitar zona sesar di dekat permukaan. Mineralisasi emas berkembang pada batuan Kelompok Kembelangan yang berumur Jura-Kapur dan Kelompok Batugamping Nugini yang berumur Tersier. Mineralisasi emas berasosiasi dengan alterasi retrograde dan setempat dengan alterasi kalsit-gipsum-smektit ± kristobalit ± tridimit (alterasi akhir). Emas yang diidentifikasi hadir sebagai inklusi di dalam pirit, dan secara minor di dalam sfalerit, galena dan mineral gang. Terdapat tiga jenis pirit pembawa emas, yaitu; (1) pirit masif, (2) pirit diseminasi dan (3) pirit framboidal yang berasosiasi dengan mineral lempung. Hanya pirit masif yang teramati mengandung visible gold-bearing minerals seperti emas nativ, electrum dan emas telurida, sedangkan pada pirit non masif, emas hanya terdeteksi dari assay. Hasil analisis inklusi fluida menunjukkan indikasi adanya isothermal mixing, surface fluid dilution (fluid mixing) dan boiling. Terdapat pola penurunan temperatur dan salinitas dari fasa early (prograde) ke late (retrograde). Inklusi fluida pada mineral induk kuarsa dengan koeksisting inklusi fluida kaya uap dan tipe multifasa dengan temperatur homogenisasi >400 °C dan berkomposisi hipersalin (>25 wt % NaCl equiv.) diperkirakan berasal dari sumber magmatik dan berkaitan dengan pembentukan skarn prograde (terbentuk pada tekanan ~50 MPa dengan kedalaman ± 5 km pada kondisi hidrostatik). Inklusi fluida bifasa kaya likuid pada mineral induk sfalerit berasosiasi dengan skarn retrograde. Inklusi fluida ini umumnya memiliki temperatur homogenisasi <400°C dengan salinitas <20 wt % NaCl equiv. Mineralisasi emas berasosiasi dengan skarn retrograde yang terbentuk pada tekanan ~10 hingga ~25 MPa dengan kedalaman < 3 km di dalam kondisi hidrostatik. Berdasarkan perbandingan kadar Co, Ni dan As di dalam pirit masif dan diseminasi, dapat diinterpretasikan bahawa sumber fluida mineralisasi berasal dari percampuran fluida, dengan dominasi fluida meteorik. Hal ini konsisten dengan nilai ?³?S pada pirit masif yang memperlihatkan rentang nilai dari 0,56 ‰ hingga -3,3 ‰, mendekati nilai fluida meteorik pada 0 ‰. Karakteristik nilai ?³?S pada Prospek Wanagon Gold memiliki kemiripan dengan Endapan Skarn Kucing Liar yang merupakan endapan skarn distal yang umum terbentuk di dalam sistim porfiri Cu-Au, kususnya di Distrik Ertsberg. Berdasarkan karakteristik alterasi, mineralisasi dan geokimia, tipe endapan yang berkembang pada Prospek Wanagon Gold adalah Skarn Emas distal dan setempat di-overprint oleh Carlin-like Gold Deposit pada zona dekat permukaan di sekitar sesar. Sumber putonisma diperkirakan berasal dari kedalaman lebih dari 2 km yang belum terjangkau oleh pengeboran. Cebakan emas pada Prospek Wanagon Gold secara genetik terbentuk melalui fasa sebagai berikut; (1) pensesaran; (2) penerobosan Diorit-Monzodiorite; (3) pembentukan alterasi prograde pada batuan karbonat dan zona kontak dengan batuan intrusi; (4) pembentukan alterasi retrograde pada zona di dekat permukaan dengan adanya percampuran dengan air meteorik; (5) mineralisasi Skarn Emas; (6) reaktivasi Sesar Wanagon dan Sesar North Wanagon, serta penerobosan batuan Andesit; (7) penghilangan zona mineralisasi akibat penerobosan batuan Andesit, kususnya di sekitar zona Sesar North Wanagon; (8) reaktivasi sesar dan pembentukan alterasi dan mineralisasi Carlin-like Gold Deposit pada batugamping dolomitan di sekitar zona sesar.