digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dava Amrina
PUBLIC Alice Diniarti

Pada tanggal 28 Desember 2014 terjadi kecelakaan pesawat di Selat Karimata yang menyebabkan 162 orang korban meninggal. Proses evakuasi korban merupkan tanggung jawab Badan SAR Nasional. Agar kegiatan operasi pencarian dan pertolongan dapat berjalan lebih efektif dan efisien, maka diperlukan informasi yang mendukung proses kegiatan tersebut. Sebagai upaya, pengembangan model laut lintasan partikel passive particle tracking menjadi salah satu solusi untuk membantu proses evakuasi korban. Pada penelitian ini dilakukan simulasi langkah maju pola lintasan partikel yang terbentuk di sekitar lokasi area jatuhnya pesawat. Simulasi dilakukan menggunakan model passive particle tracking dengan input model hidrodinamika JCOPE-T beresolusi 1/30° dan angin permukaan dari European Center for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) beresolusi 0,125°. Ada empat skenario yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu (i) tanpa nilai karateristik objek; (ii) dengan nilai karakteristik objek menggunakan pelampung; (iii) dengan menggunakan nilai karakteristik objek tanpa pelampung; dan (iv) tanpa wind-driven surface drift current. Berdasarkan hasil simulasi ini, arah dan pergerakan lintasan bergerak ke timur hingga tenggara untuk seluruh skenario. Faktor angin memiliki pengaruh yang besar terhadap arah dan pergerakan lintasan partikel. Nilai fraksi momentum angin yang membangkitkan arus di wilayah perairan Selat Karimata sebesar 0,03 (3%) lebih sesuai dengan jumlah partikel yang mendekati lokasi penemuan puing pesawat dan korban (Basarnas, 2015) dibandingkan dengan nilai fraksi angin sebesar 0,04 (4%). Hasil simulasi lintasan partikel pada Skenario II menunjukkan hasil yang paling mendekati dengan lokasi penemuan puing pesawat dan korban (Basarnas, 2015), yaitu dengan jumlah partikel yang mendekati area penemuan antara 75,16 – 99,99%.