digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Larissa Chairunisa Utari
PUBLIC Dewi Supryati

COVER Larissa Chairunisa Utari
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 1 Larissa Chairunisa Utari
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 2 Larissa Chairunisa Utari
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 3 Larissa Chairunisa Utari
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 4 Larissa Chairunisa Utari
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 5 Larissa Chairunisa Utari
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 6 Larissa Chairunisa Utari
PUBLIC Dewi Supryati

PUSTAKA Larissa Chairunisa Utari
PUBLIC Dewi Supryati

Penelitian ini mengembangkan model pemilihan pemasok dua tahap dan menghitung jumlah produksi pada setiap tahap pemasok sehingga tidak terjadi kelebihan ongkos total sistem dan kekurangan inventori yang akan berdampak pada tingkat pelayanan perusahaan terhadap konsumen. Model acuan utama pemilihan pemasok dengan multi produk, multi pemasok, multi periode dan diskon kuantitas menggunakan model Woarawichai, dkk (2017). Pada penelitian ini menambahkan konsep pemilihan pemasok dua tahap dengan mempertimbangkan multi produk, multi pemasok, multi periode, diskon kuantitas pada pemasok, anggaran per periode, kapasitas pemasok, kapasitas gudang perusahaan, dan permintaan bersifat fluktuatif pada setiap periode selama horison perencanaan. Pada Produk 1 (satu) dan 2 (dua) melalui dua tahap pemilihan pemasok (penjahit dan pembordir), sedangkan pada Produk 3 (tiga) hanya melalui satu tahap pemilihan pemasok (penjahit). Pada masing-masing pemasok memiliki kapasitas pemasok dan diskon harga untuk berbagai rentang kuantitas produksi. Model acuan utama telah disempurnakan agar dapat menggambarkan kondisi nyata perusahaan menggunakan model Yadollahi, dkk (2017) terkait inventori pada periode nol, model Woarawichai (2011) terkait alokasi anggaran, model Sambatt, dkk (2018) terkait kapasitas gudang, model Ayhan dan Kilic (2015) terkait kapasitas pemasok, model Feylizadeh, dkk (2018) terkait dua tahap pemasok, model Soto, dkk (2017) terkait pemilihan pemecah harga pada pemasok. Hasil solusi optimal model matematis menghasilkan untuk Produk 1 (satu), pemasok pada tahap 1 (satu) menggunakan Penjahit 2 (dua) dan 3 (tiga), sedangkan pada tahap 2 (dua) menggunakan Pembordir 1 (satu). Solusi optimal untuk Produk 2 (dua), pemasok pada tahap 1 (satu) menggunakan Penjahit 1 (satu) dan 3 (tiga), sedangkan pada tahap 2 (dua) menggunakan Pembordir 1 (satu). Solusi optimal untuk Produk 3 (tiga), pemasok pada tahap 1 (satu) menggunakan Penjahit 3 (tiga). Berdasarkan hasil analisis sensitivitas menggunakan pendekatan rasio dengan 26 dataset, dapat dilihat bahwa pemilihan pemasok (penjahit dan pembordir) serta ukuran lot produksi produk i akan dipengaruhi oleh kapasitas penjahit, kapasitas pembordir, ongkos jahit pada penjahit j, ongkos bordir pada pembordir b, batas atas dan bawah penjahit j, serta batas atas dan bawah pembordir b. Ongkos total sistem paling minimum dihasilkan apabila menggunakan dataset 3. Pada waktu komputasi apabila terdapat perubahan pada parameter ongkos bordir, kapasitas pembordir dan penjahit, batas atas bawah bordir dan jahit maka waktu komputasi akan lebih lama. Waktu komputasi tercepat dihasilkan apabila menggunakan dataset 2, 10, 13, 15, 16, dan 18.