digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Energi gelombang didominasi oleh gelombang angin bahkan melebihi energi dari gelombang pasut, gelombang tsunami, dan gelombang badai. Berdasarkan pembentukannya gelombang angin dibagi menjadi gelombang sea dan gelombang swell. Penelitian mengenai gelombang swell berkembang terutama dalam proses perambatan gelombang swell. Proses perambatan gelombang disimulasikan menggunakan pemodelan generasi ketiga yaitu SWAN. Pemodelan gelombang yang dilakukan untuk memisahkan gelombang sea dan gelombang swell selain untuk mengsimulasikan rambatan gelombang angin. Metode untuk memisahkan gelombang sea dan swell disebut spectral partitioning. Pemodelan gelombang pada penelitian ini divalidasi menggunakan data dari ECMWF dengan pendekatan statistik rmse dan bias. Nilai rmse untuk tinggi gelombang signifikan, tinggi gelombang sea signifikan, dan tinggi gelombang swell signifikan berturut-turut adalah 0.63 m, 0.46 m, 0.33 m, dengan nilai rmse yang besar di wilayah samudera dan kecil di wilayah pesisir. Nilai bias untuk tinggi gelombang signifikan, tinggi gelombang sea signifikan, dan tinggi gelombang swell signifikan berturut-turut adalah -0.61 m, -0.4 m, -0.31 m, pemodelan underpredict di wilayah samudera dan overpredict di wilayah pesisir. Pola gelombang angin dan gelombang sea memiliki pola mirip dengan Angin Muson yang terjadi di Indonesia. Gelombang swell terjadi di Indonesia sepanjang tahun baik bersumber dari Samudera Pasifik maupun Samudera Hindia. Gelombang swell kuat di Selat Sunda terjadi di bulan Juli.