digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK ANINDYA RESTIKA ISTIQOMAH
PUBLIC Alice Diniarti

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah pasien serta semakin luas penyebarannya. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang masuk ke dalam 5 provinsi dengan incidence rate (IR) tertinggi pada tahun 2013, serta di tahun 2010 dan 2016 terjadi kenaikan curah hujan yang tinggi disertai dengan lonjakan kasus DBD yang tajam. Namun, belum diketahui mengenai karakteristik curah hujan seperti apa yang mempengaruhi lonjakan kasus DBD di Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam penelitian ini, digunakan data CHIRPS untuk curah hujan dan data DBD dari Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta. Data curah hujan akan dikomposit menjadi 5 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Yogyakarta. Data curah hujan yang diambil adalah data curah hujan bulanan dan hari hujan yang dikelompokkan perbulan. Data curah hujan dan hari hujan dengan data DBD akan diolah secara deskriptif menggunakan metode korelasi dan regresi kemudian dicari ambang batas curah hujan dan hari hujan dan waktu jeda yang dapat mempengaruhi kasus DBD. Hasil penelitian menjelaskan bahwa curah hujan dan hari hujan di Provisi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki rentang rata-rata 157 - 298 mm/bulan dan 10-18 hari/bulan dan memiliki korelasi untuk curah hujan dan hari hujan 0,5 dan 0,9. Curah hujan dan hari hujan tinggi terjadi di bulan Novembar, Desember, Januari, February dan Maret dengan curah hujan lebih dari 300 mm/bulan dan hari hujan lebih dari 20 hari/bulan. Kasus DBD meningkat satu bulan selelah terjadi curah hujan tinggi lebih dari 300mm dan hari hujan lebih dari 23 hari dengan korelasi. 0,3 - 0,45 untuk Bantul, Kulon Progo, dan Sleman. Sedangkan Gunung Kidul memiliki waktu jeda dibulan yang sama dan Yogyakarta dua bulan setelahnya.