digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK NANDA CAHYA RAMADHANTI
PUBLIC Alice Diniarti

Material mikro abu vulkanik hasil erupsi gunung api yang masih berada di atmosfer adalah salah satu terduga penyebab terjadinya penurunan kualitas transparansi udara dan peningkatan koesien ekstingsi. Abu vulkanik ini da- pat menyebar di sekitar gunung api tersebut hingga mencapai ke beberapa benua di dunia. Pengetahuan tentang nilai koesien ekstingsi diperlukan un- tuk mengoreksi pengamatan astronomis agar diperoleh hasil yang akurat. Tugas Akhir ini berisi pembahasan tentang dampak ekstingsi astronomis de- ngan menganalisa relasi antara koesien ekstingsi terhadap prol sis abu vul- kanik. Dilanjutkan dengan estimasi nilai koesien ekstingsi astronomis akibat abu vulkanik pada kondisi relevan di Observatorium Bosscha (OB). Dalam penelitian ini data yang digunakan mengacu pada abu vulkanik dari Gunung Tangkubanparahu, sebagai gunung api aktif terdekat dengan OB. Namun, ka- rena minimnya data penelitian mengenai karakteristik abu vulkanik Gunung Tangkubanparahu, maka digunakan data dari beberapa gunung api lain di dunia yang memiliki karakteristik mirip dengan Gunung Tangkubanparahu. Tugas Akhir ini memanfaatkan hasil penelitian Whittet (1987) sebagai rujuk- an utama dalam metode yang digunakan. Karena ketidaklengkapan dalam metode Whittet, maka perlu ditambahkan langkah pelengkap, seperti bagi- an aproksimasi esiensi ekstingsi, yang menggunakan aproksimasi Evans dan Fournier (1990). Untuk mengetahui pengaruh prol sis debu pada koesien ekstingsi untuk beberapa rentang panjang gelombang, maka dilakukan eksperimen kompu- tasional dengan memvariasikan harga parameter yang terlibat: radius debu, panjang gelombang pengamatan, dan indeks refraktif debu yang dipengaruhi oleh komposisi kimia debu. Hasil perhitungan koesien ekstingsi relatif ter- hadap panjang gelombang yang didapat tidak sesuai dengan interpretasi sis yang diharapkan. Koreksi dilakukan dengan komparasi terhadap hasil pene- litian Whittet (1987), didapatkan data perbandingan untuk setiap panjang gelombang antara hasil yang diperoleh Whittet (1987) dengan hasil penulis. Data tersebut digunakan untuk memperoleh persamaan regresi yang mengan- dung parameter panjang gelombang (), yang menjadikan persamaan koesien ekstingsi didenisikan sebagai redaman per satuan panjang gelombang.