Perpustakaan Digital ITB

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan satu sama lain untuk saling mendengarkan pengalaman masing-masing. Selama masa pandemi ini, lebih banyak orang yang diam di rumah dan mengandalkan media sosial untuk berinteraksi, namun kurangnya interaksi secara langsung menimbulkan kepenatan dalam diri. Perasaan yang dipendam terlalu lama ini kemudian memberi dampak buruk kepada kehidupan. Tugas akhir ini bertujuan untuk menyalurkan apa yang dirasakan dengan membuat sebuah seri karya lukis yang mengangkat perjalanan emosi selama masa pandemi. Pendekatan teori yang digunakan untuk menjelaskan karya ini berupa teori seni sebagai ekspresi, katarsis, serta simbolisme. Pembuatan karya ini secara garis besar merupakan bentuk pelampiasan atas pikiran negatif yang harus diungkapkan dengan menggunakan visual seperti catatan atau buku harian dengan cat minyak dan media lain di atas kanvas 3D. Teknik yang digunakan dalam pembuatan karya ini berupa penggabungan antara unsur 2D dan 3D. Meskipun bentuk penyaluran ini tidak melibatkan orang lain, namun secara tidak sadar masih ada dorongan untuk mengkomunikasikan perasaan-perasaan ini kepada publik dengan memanfaatkan seni lukis. Seri karya ini fokus pada pelampiasan perasaan yang berlebih sehingga karya ini merupakan karya yang fokus pada ekspresi, namun dalam proses pembuatan karya terdapat sublimasi atau penghalusan dari perasaan tersebut. Sublimasi tersebut terlihat pada penggambaran objek dan teks sebagai bentukan lain dari perasaan saya. Hasil dari projek tugas akhir ini adalah 6 seri karya lukis yang menceritakan tentang hal-hal negatif yang dirasakan selama masa pandemi ini. Hal yang dapat dilihat dalam karya ini adalah figur orang beserta objek pendukung yang dilukiskan dengan cat minyak, teks, dan material lain seperti kertas sebagai ekstensi untuk mengungkapkan perasaannya, sehingga terlihat seperti buku harian. Setiap kanvas memiliki ukuran, bentuk, dan cara display yang berbeda-beda untuk menceritakan hal yang berbeda.