COVER Muhammad Arafiq
PUBLIC sarnya 2021_TS_PP_MUHAMMAD_ARAFIQ_1.pdf)u
PUBLIC  2021_TS_PP_MUHAMMAD_ARAFIQ_2.pdf)u
PUBLIC  2021_TS_PP_MUHAMMAD_ARAFIQ_3.pdf)u
PUBLIC  2021_TS_PP_MUHAMMAD_ARAFIQ_4.pdf)u
PUBLIC  2021_TS_PP_MUHAMMAD_ARAFIQ_5.pdf)u
PUBLIC  2021_TS_PP_MUHAMMAD_ARAFIQ_6.pdf)u
PUBLIC 
DAFTAR Muhammad Arafiq
Terbatas sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
2021_TS_PP_MUHAMMAD_ARAFIQ_JURNAL.pdf
]
Terbatas sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Penelitian terkait hubungan antara insentif fiskal dan nilai ekspor sudah cukup
banyak dilakukan, namun demikian belum ada yang mengukur dan/atau
membandingkan bagaimana pengaruh hubungan tersebut ketika perusahaan
penerima insentif fiskal berada di dalam kawasan industri dan di luar kawasan
industri. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengukur sejauh
mana pengaruh lokasi industri dan insentif fiskal terhadap nilai ekspor. Penelitian
ini merupakan analisis berbasis data (data-driven analysis) yang mengumpulkan
data kegiatan industri dari 106 perusahaan industri manufaktur yang menerima
fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) di Indonesia. Observasi
dilakukan dalam rentang waktu Januari 2015 sampai dengan Desember 2019.
Analisis dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui 2 alat analisis yaitu
analisis rasio dan analisis regresi dengan beberapa model regresi yaitu: static
regression model, fixed effect model, fixed effect within IV model, dan generalized
methods of moments. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa:
1) terdapat perbedaan rasio pemanfaatan insentif fiskal dari perspektif lokasi
industri; 2) ada variasi yang cukup beragam dan signifikan dalam rasio pemanfaatan
insentif fiskal dari perspektif jenis industri; 3) insentif fiskal memberikan pengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai ekspor; 4) lokasi industri juga diketahui
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai ekspor; dan 5) pengaruh insentif
fiskal terhadap nilai ekspor lebih rendah di dalam kawasan industri dibandingkan
di luar kawasan industri.