Peningkatan penyebaran wabah COVID-19 di seluruh dunia berdampak negatif pada ekonomi
global. Hingga Juli 2020, 15,63 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi virus tersebut dengan
total 635 ribu kasus kematian. Penyebaran Virus Corona di Indonesia juga sangat memprihatinkan.
Per Juli 2020 kasus positif telah mencapai 93.657 kasus dengan total kematian 4.576 pasien
(persentase kematian 4,86%).
Beberapa mitigasi untuk menghentikan penyebaran harus dilakukan, termasuk kebijakan karantina
dan penguncian wilayah. Tim D&C PT. SHD dengan jumlah karyawan rotator yang tinggi, kebijakan
ini akan berdampak pada jumlah Drilling & Workover Site Representative (DWSR) yang masuk ke
lokasi kerja dan hari kerja efektifnya. Sedangkan jumlah rig akan tetap sama untuk menjaga produksi
minyak guna mendukung ketahanan energi Indonesia.
Tim D&C PT. SHD mengoperasikan 38 Rig di Indonesia. Jadwal kerja Drilling & Workover Site
Representative (DWSR) saat ini adalah 14 - 14 secara bergantian, dengan rincian 80 dari total 156
DWSR berasal dari luar Riau. Untuk meminimalkan resiko, Tim D&C PT. SHD telah mengubah
sementara jadwal DWSR di luar Riau menjadi 28 - 28 (7 Karantina - 21 bekerja - 28 libur), dengan
jadwal baru ini, ketersediaan DWSR untuk melakukan pengawasan di lapangan menjadi 1: 5. Oleh
karena itu, jumlah rig yang dapat diawasi berkurang dari 38 menjadi 32 rig. Tanpa sinergi dan
kolaborasi, 6 rig akan menghadapi pemutusan kontrak dan PT. SHD bisa saja menemui jalan buntu
untuk mencapai target produksi minyak.
Model supervisi 1-2 merupakan model yang menggunakan pendekatan diluar kebiasaan dalam
mengelola pekerjaan workover dan well service dalam kondisi khusus. Model pengawasan ini akan
memungkinkan 1 Lead DWSR untuk mengawasi 2 rig. Lead DWSR akan dibantu oleh Shadow DWSR
dan Rig Superintendent untuk melakukan pengawasan pada 2 rig. Dengan memanfaatkan
ketersediaan CCTV real-time dan 360 derajat, Shadow DWSR dapat melakukan administrasi dan
melakukan pengawasan pada saat yang bersamaan, sewaktu Lead DWSR tidak berada di rig tersebut.
Dengan konsep baru ini, jumlah Lead DWSR dapat dikurangi, yang sebelumnya dibutuhkan 4 Lead
DWSR untuk mengawasi 2 rig dalam jangka waktu 24 jam, sekarang hanya dibutuhkan 2 Lead DWSR
untuk mengawasi 2 rig dalam jangka waktu 24 jam. Sehingga, semua rig dapat melanjutkan
operasinya dan Tim D&C PT. SHD dapat terus menyelesaikan pekerjaan sesuai rencana untuk
mendukung perusahaan mencapai target produksi minyak. Model pengawasan ini merupakan solusi
yang dapat digunakan untuk mengatasi salah satu tantangan dalam kondisi pandemi ini untuk
menjaga kelangsungan dan kepatuhan bisnis, sekaligus melindungi manusia dan lingkungan kita.