Limbah yang mengandung kromium dan dibuang begitu saja pada lingkungan tanpa
melakukan pengolahan terlebih dahulu dapat menyebabkan berbagai macam
permasalahan. Fitoremediasi merupakan salah satu solusi pengolahan limbah yang
mudah dan murah untuk dilakukan. Fitoremediasi memanfaatkan tanaman yang
mudah beradaptasi dan memiliki toleransi tinggi terhadap kandungan kromium.
Tanaman eceng gondok merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan
sebagai fitoremediator dan dapat mengakumulasi kromium pada air limbah ke
dalam sel-sel tanamannya. Oleh karena itu, pemanfaataan tanaman eceng gondok
hasil fitoremediasi menjadi produk harus mempertimbangkan keberadaan logam
kromium tersebut. Salah satu solusi untuk mengolah eceng gondok hasil
fitoremediasi adalah melalui anaerobic digestion. Bioslurry yang dihasilkan dari
anaerobic digestion tersebut memiliki kandungan material organik yang telah
terurai pada saat anaerobic digestion, sehingga bioslurry berpotensi untuk
dijadikan sebagai media perkecambahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh anaerobic digestion terhadap kandungan kromium eceng gondok hasil
fitoremediasi limbah yang mengandung kromium dan untuk mengevaluasi potensi
bioslurry dari anaerobic digestion sebagai media perkecambahan. Proses anaerobic
digestion eceng gondok dilakukan selama 33 hari di dalam biodigester, dengan dua
variasi komposisi yaitu eceng gondok (EG) 100% dan eceng gondok (EG) 80% +
kotoran sapi (KS) 20%. Kandungan kromium pada eceng gondok rata-rata adalah
21,28 mg/L. Setelah melalui anaerobic digestion, kandungan kromium mengalami
penurunan pada variasi komposisi biodigester EG 100% dan biodigester EG
80%+20%, yaitu 8,28 mg/L dan 7,68 mg/L. Eceng gondok juga memiliki biomassa
yang berpotensi untuk menghasilkan biogas. Namun, keberadaan senyawa
kromium dapat menghambat produksi biogas. Bioslurry dari biodigester dengan
variasi EG 100% dan EG 80% + 20% memiliki porositas yang mendekati porositas
tanah (50%), yaitu masing-masing 42,74% dan 46,15%. Kedua tipe bioslurry
tersebut juga dapat mengecambahkan benih bunga kenikir (Cosmos) dan bunga
morning glory (Ipomea obscura) dengan daya perkecambahan 33,33% untuk
masing-masing tipe bioslurry.