digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Masyarakat yang memiliki indeks literasi keuangan yang cenderung tinggi memiliki kemampuan pengelolaan keuangan yang lebih baik dalam upaya mewujudkan kesejahteraan keuangan mereka melalui keputusan keuangan yang efektif termasuk dalam melakukan investasi sesuai dengan profil risiko yang mereka miliki. Industri perbankan sebagai industri yang memiliki tingkat inklusif tertinggi dipilih karena dapat merepresentasikan kondisi literasi keuangan. Di sisi lain adanya kesenjangan antara inklusi keuangan dengan literasi keuangan menyebabkan masih banyaknya kasus investasi abal-abal dan maraknya pengaduan kepada regulator. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat literasi keuangan dan profil risiko, faktor-faktor yang berpengaruh terhadapnya, dengan karyawan perbankan di Bandung sebagai objek penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non-probability sampling yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 408 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner secara online. Terdapat tiga bagian dalam kuesioner, yang pertama adalah tentang variabel demografis. Bagian kedua adalah tentang literasi keuangan sedangkan bagian ketiga adalah mengenai profil risiko. Teknik Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistic deskriptif dan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan perbankan di Bandung memiliki indeks literasi keuangan yang dikategorikan “menengah” atau “cukup” (66,7%) dengan indeks profil risiko dalam jenis “moderate” (60%). Faktor demografis yang berpengaruh terhadap literasi keuangan adalah usia, tingkat pendidikan dan posisi organisasi. Sedangkan factor yang berpengaruh terhadap profil risiko adalah usia dan jenis kelamin. Penelitian juga mengungkapkan adanya korelasi yang kuat antara literasi keuangan dengan profil risiko.