digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Berau Coal adalah salah satu Perusahaan Tambang Batubara yang memiliki kewajiban pascatambang dimana salah satu persyaratan adalah pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi menurut undang-undang Indonesia No. 3/2020. Salah satu proyek pasca tambang adalah Banana estate dimana sudah dimulai sejak tahun 2018. Hasil kegiatan usaha menunjukkan masalah, dimana pendapatan pada tahun 2019 sebesar Rp. 1.074.008 tetapi biayanya Rp. 517.969.354. Begitu juga tahun 2020 dimana pendapatannya Rp. 16.556.567 tetapi biayanya Rp. 397.200.480. Kondisi ini menyebabkan EBIT (Earning Before Interest and Taxes) tahun 2019 minus Rp. 521.045.346 serta pada tahun 2020 minus Rp. 380.643.913. Mengingat bahwa perkebunan pisang adalah proyek baru, tetapi tanpa ada rencana komprehensif dan tujuan keuangan yang jelas, hasilnya tidak dapat diharapkan karena investasi yang tidak layak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi masalah operasional yang menyebabkan kerugian pada Perkebunan Pisang, memberikan gambaran situasi bisnis yang mempengaruhi Banana Estate dan memberikan strategi agar Banana Estate memiliki arus kas yang positif dan layak untuk usaha tersebut. Dalam penelitian ini, berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan, dilakukan eksplorasi permasalahan yang meliputi analisis internal dan analisis eksternal. Dengan menggunakan Fishbone Diagram, analisis internal menjelaskan akar permasalahan yang secara internal terkait dengan masalah bisnis. Analisis eksternal dilakukan terhadap lingkungan makro dengan menggunakan PESTEL dan lingkungan mikro dengan menggunakan Porter’s Five Forces. Eksplorasi permasalahan bisnis dilanjutkan dengan mengkaji Strength, Weakness, Opportunity and Threat (SWOT) Banana Estate. Hasil SWOT digunakan sebagai dasar solusi bisnis. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa peluang perkebunan pisang sangat potensial untuk dikembangkan namun beberapa akar permasalahan telah teridentifikasi seperti: (1) Upah pegawai yang tinggi, (2) Perencanaan yang kurang memadai, (3) Evaluasi yang kurang memadai, (4) Penimbunan sementara yang tidak memadai. Dari semua permasalahan tersebut, maka strategi yang diusulkan sebagai solusi adalah: (1) Mengurangi biaya dengan memperbaiki beban kerja dan hari kerja yang terkait dengan jumlah kebutuhan tenaga kerja, melakukan program magang masyarakat untuk mengurangi biaya pegawai dan memberikan pendidikan vokasi bagi masyarakat, (2) Meningkatkan kapasitas produksi berdasarkan kelayakan proyeksi hasil investasi. (3) Mengurangi kerugian dengan membangun tempat penimbunan sementara buah pisang. Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan seiring dengan strategi seperti: (1) Standar operasional harus ditetapkan dalam SOP, (2) Terkait Program Magang Masyarakat, materi pembelajaran dan kurikulum harus disiapkan agar masyarakat dapat membangun kebunnya sendiri. Pengembangan kebun pisang di lingkungan masyarakat harus mempertimbangkan perhitungan anggaran operasional yang tepat jika diterapkan di masyarakat. (3) Dukungan pemerintah dalam kegiatan magang masyarakat dan usaha perkebunan pisang. (4) Perluasan perkebunan pisang membutuhkan dukungan dana manajemen. (5) Perencanaan perluasan pasar harus disiapkan untuk mengantisipasi peningkatan produksi.