ABSTRAK Haura Zidna Fikri
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Haura Zidna Fikri
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Haura Zidna Fikri
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Haura Zidna Fikri
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Haura Zidna Fikri
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Haura Zidna Fikri
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
PUSTAKA Haura Zidna Fikri
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
2021 TA PP HAURA ZIDNA FIKRI_LAMPIRAN.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
2021 TA PP HAURA ZIDNA FIKRI_JURNAL.pdf?
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Krisis iklim merupakan permasalahan global yang membutuhkan mitigasi segera. Di
Pulau Sumba, terdapat program Sumba Iconic Island for Renewable Energy (SII)
untuk mengembangkan pemanfaatan energi terbarukan sebagai upaya mitigasi krisis
iklim sekaligus memenuhi kebutuhan elektrifikasi empat kabupaten di Pulau Sumba
yang masih rendah. Akan tetapi, hingga saat ini target rasio elektrifikasi, rasio desa
berlistrik, dan bauran energi terbarukan di Program SII belum tercapai. Sebagai
bagian dari Program SII, terdapat program PV School Proyek TERANG di Pulau
Sumba, termasuk Kabupaten Sumba Timur, yang dapat berkontribusi terhadap
peningkatan Rasio Desa Berlistrik. Program PV School dilaksanakan di fasilitas
pendidikan sehingga terdapat stakeholder dari sekolah dan program dapat memberi
manfaat bagi sekolah dan masyarakat sekaligus. Penerimaan sosial, khususnya
penerimaan sosial-politik dari berbagai aktor diperlukan agar program PV School
dapat berjalan optimal demi peningkatan rasio eletrifikasi dan bauran energi
terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana penerimaan
sosial, khususnya penerimaan sosial-politik, terjadi di dalam program energi
terbarukan pada fasilitas pendidikan, dengan studi kasus PV School Proyek
TERANG. Analisis yang dilakukan adalah identifikasi variabel penerimaan sosialpolitik dalam program energi terbarukan pada fasilitas pendidikan, analisis
penerimaan sosial-politik pada studi kasus yakni program PV School Proyek
TERANG, serta jejaring antar-aktor untuk peningkatan elektrifikasi dan bauran
energi terbarukan melalui program PV School. Pengumpulan data sekunder
dilakukan dengan tinjauan literatur dan peraturan perundang-undangan, sedangkan
data primer diperoleh melalui wawancara. Diperoleh hasil bahwa penerimaan
sosial-politik berdasarkan empat variabel umum (kerangka hukum atau
kebijakan/regulasi, penerimaan oleh publik, penerimaan dan koordinasi stakeholder
kunci, dan penerimaan oleh pembuat kebijakan) pada program cukup baik dengan
nilai 78,5, dengan peningkatan yang diperlukan pada variabel kerangka hukum atau
kebijakan/regulasi dan penerimaan oleh pembuat kebijakan. Dari 13 aktor yang
diwawancara, aktor yang memegang peran sentral adalah Hivos Southeast Asia dan
pengurus sekolah. Untuk rencana pengembangan PV School dan upaya peningkatan
elektrifikasi dengan bauran energi terbarukan dapat dilakukan replikasi program
PV School, pembangunan PLT EBT oleh BUMDes dengan kerjasama O&M oleh PT
PLN dan PT RESCO Sumba TERANG, serta pemanfaatan pembangkit listrik milik
PT PLN.