digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Betari Ayu Pramita
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Betari Ayu Pramita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Betari Ayu Pramita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Betari Ayu Pramita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Betari Ayu Pramita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Betari Ayu Pramita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Betari Ayu Pramita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Betari Ayu Pramita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Betari Ayu Pramita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Betari Ayu Pramita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PLTU Ombilin terindikasi telah melakukan penimbunan limbah fly ash dan bottom ash (FABA) di lokasi penimbusan akhir yang belum ditinjau kelayakannya secara hukum. Aktivitas tersebut dikhawatirkan dapat atau telah mencemari lingkungan, khususnya air tanah. Aspek geologi dan hidrogeologi merupakan salah satu faktor penentu kelayakan lokasi penimbusan akhir limbah B3, termasuk limbah FABA. Kondisi geologi dan hidrogeologi regional yang dapat mencerminkan kondisi geologi dan hidrogeologi lokal menjadi salah satu aspek penting yang perlu diteliti. Oleh sebab itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui tatanan geologi dan hidrogeologi daerah penelitian (di lokasi dan sekitar lokasi penimbusan akhir), memperkirakan dampak penimbunan FABA PLTU Ombilin yang telah berlangsung, dan menentukan kelayakan lokasi penimbunan limbah FABA PLTU Ombilin dengan mengacu kepada peraturan yang ada. Secara geografis, daerah penelitian terletak di koordinat UTM 692000—698000 mT dan 9928000 —9937000 mU dengan luas 54 km2. Daerah penelitian dibagi menjadi tujuh satuan geomorfologi yaitu Satuan Perbukitan Intrusi Tumpuktangah, Satuan Perbukitan Intrusi Sarasa, Satuan Perbukitan Karst, Satuan Perbukitan Kompleks, Satuan Dataran Aliran Piroklastik, Satuan Dataran Aluvial Ombilin, dan Satuan Danau. Daerah penelitian telah memasuki tahap geomorfik dewasa dengan peremajaan di beberapa tempat. Stratigrafi daerah penelitian terbagi ke dalam sembilan satuan batuan tidak resmi yang terbentuk pada Permian—Resen. Satuan-satuan batuan tersebut, dimulai dari satuan tertua hingga satuan termuda, adalah Satuan Batugamping, Satuan Granodiorit, Satuan Riolit Porfiritik, Satuan Breksi, Satuan Batulempung, Satuan Batupasir I, Satuan Batupasir II, Satuan Tuf, dan Satuan Endapan Aluvial. Struktur geologi di daerah penelitian terdiri atas lipatan diperkirakan dan sesar diperkirakan. Deformasi pertama terjadi dalam rezim transtensional yang diperkirakan terjadi pada Eosen yang kemudian diikuti oleh deformasi dalam rezim kompresional pada Eosen akhir. Deformasi selanjutnya terjadi dalam rezim kompresional yang diperkirakan terjadi pada Miosen—Pliosen. Akuifer di daerah penelitian, yang ditemukan di seluruh satuan batuan, merupakan akuifer bebas dengan keberadaan akuifer tertekan di beberapa satuan batuan. Air tanah memiliki nilai pH antar 1,3—7,7 dengan nilai <4 melingkupi 2% luas total daerah penelitian. Air tanah memiliki nilai TDS antara 5—2230 mg/L. Nilai TDS >1000 mg/L (melingkupi 2% luas total daerah penelitian) ditemukan pada sampel air tanah di daerah Tandikek dan diduga berasosiasi dengan FABA dan material timbunan tambang. Perbandingan antara Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.63/Menlhk/Setjen/KUM.1/7/2016 dengan hasil pengeboran dan pemetaan lapangan menunjukkan bahwa PLTU Ombilin hanya memenuhi satu dari empat persyaratan terkait kondisi geologi dan hidrogeologi lokasi penimbusan akhir FABA. Terdapat dua butir persyaratan yang tidak dapat diuji akibat kurangnya data dan satu butir persyaratan yang tidak memenuhi syarat sehingga peninjauan lebih lanjut perlu untuk dilakukan.