ABSTRAK Nabila Hadiah Akbar
PUBLIC yana mulyana COVER Nabila Hadiah Akbar
PUBLIC yana mulyana BAB 1 Nabila Hadiah Akbar
PUBLIC yana mulyana BAB 2 Nabila Hadiah Akbar
PUBLIC yana mulyana BAB 3 Nabila Hadiah Akbar
PUBLIC yana mulyana BAB 4 Nabila Hadiah Akbar
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA Nabila Hadiah Akbar
PUBLIC yana mulyana
Toksikologi adalah studi tentang adverse effect atau efek toksik dari bahan kimia
terhadap organisme hidup. Uji toksisitas awalnya dilakukan secara in vivo, akan
tetapi sekarang mulai berkembang menjadi uji toksisitas in silico. Walaupun begitu,
uji toksisitas in silico masih belum banyak digunakan. Oleh karena itu, tujuan dari
kajian pustaka ini dibuat adalah untuk menjelaskan uji toksisitas in vivo, uji
toksisitas in silico dan juga untuk membandingkan kesesuaian terkait hasil uji
toksisitas secara in silico dengan uji toksisitas secara in vivo pada beberapa obat
antivirus. Kriteria inklusi yang digunakan adalah uji toksisitas in silico, uji
toksisitas in vivo, dan antivirus yang telah terdapat data uji toksisitas in silico nya.
Sedangkan kriteria eksklusi yang digunakan adalah uji toksisitas in vitro dan
antivirus yang tidak terdapat data uji toksisitas in silico nya. Kajian pustaka ini
menggunakan 146 sumber ini terbagi menjadi 100 original research yaitu jurnal,
33 review, dan 13 buku. 146 sumber tersebut juga terbagi menjadi 76 sumber yang
digunakan untuk membuat kajian pustaka terkait uji toksisitas in vivo, 17 sumber
yang digunakan untuk membuat kajian pustaka terkait uji toksisitas in silico, 49
sumber yang digunakan untuk membuat kajian pustaka terkait uji toksisitas pada
14 senyawa antivirus dan 4 sumber digunakan untuk membuat pendahuluan.
Sumber diperoleh melalui search engine PubMed, Science direct, dan google
scholar dengan waktu pencarian data pada periode September 2020 hingga
Desember 2020. Hasil dari kajian pustaka yang dilakukan adalah uji toksisitas in
vivo terdiri dari toksisitas akut oral, uji toksisitas subkronik oral, uji toksisitas
kronik oral, uji teratogenisitas, uji sensitisasi kulit, uji iritasi mata, uji iritasi akut
dermal, uji iritasi mukosa vagina, uji toksisitas akut dermal dan uji toksisitas
subkronik dermal. Uji toksisitas in vivo juga sekarang sudah mulai berkembang
menggunakan ikan zebra (Danio rerio). Uji toksisitas in silico terbagi menjadi 3
jenis yaitu, Structure - Activity relationship (SAR), Quantitative Structure –
Activity Relationship (QSAR), dan Read-Across ( expert ruled-based system /
sistem berbasis aturan ahli). Perbandingan uji toksisitas in silico dan in vivo pada
eltrombopag menghasilkan hasil yang sama yaitu bersifat hepatotoksik, pada
simeprevir menghasilkan hasil yang sama yaitu bersifat hepatotoksik,
andrographolide menghasilkan hasil yang hampir sama yaitu pada in silico
dinyatakan sebagai sedikit toksik sedangkan pada in vivo didapatkan hasil sebagai
senyawa tidak toksik, asam caffeic menunjukkan hasil yang sama yaitu tidak
bersifat teratogenik, kuersetin menghasilkan hasil yang sama yaitu bersifat mutagen
dan isokuersitrin juga menghasilkan hasil yang sama yaitu tidak bersifat
karsinogenik. Sedangkan pada favipiravir menghasilkan hasil yang berbeda, yaitu
pada in silico tidak dinyatakan bersifat toksik sedangkan pada hasil in vivo ternyata
memiliki sifat teratogenik dan embriotoksik. Pada modifikasi dari viramidine,
xanthosine, inosine ; 2 senyawa derivatif dari zanamivir; dan hasil degradasi dari
sofosbuvir dan oseltamivir phosphate hanya terdapat hasil uji toksisitas in silico nya
sedangkan untuk uji toksisitas in vivo masih belum ada. Hasil analisis menunjukkan
adanya kesesuaian antara uji toksisitas in silico dan in vivo pada senyawa antivirus
untuk titik akhir mutagen, karsinogen, hepatotoksik dan teratogenik sebanyak 85.7
%. Dengan demikian, uji toksisitas in silico dapat digunakan sebagai uji toksisitas
pendahuluan untuk memilih senyawa yang perlu dilakukan uji toksisitas lanjutan
secara in vivo dalam pengembangan obat baru.