ABSTRAK Aulia Syafitri
PUBLIC Irwan Sofiyan COVER Aulia Syafitri
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 1 Aulia Syafitri
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 2 Aulia Syafitri
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 3A Aulia Syafitri
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 3B Aulia Syafitri
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 3C Aulia Syafitri
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 4 Aulia Syafitri
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 5 Aulia Syafitri
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 6 Aulia Syafitri
PUBLIC Irwan Sofiyan PUSTAKA Aulia Syafitri
PUBLIC Irwan Sofiyan
Letusan Gunung Agung pada tahun 1963 merupakan letusan terbesar di Indonesia
setelah Gunung Krakatau pada tahun 1883 dan menjadi salah satu letusan terpenting pada abad
ke-20. Namun, sejarah letusan Gunung Agung pra 1963 belum diketahui secara detail. Studi
ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petrologi, mineralogi, dan geokimia, magma
pembentuk batuan, serta sejarah aktivitas letusan Gunung Agung pra 1963.
Daerah penelitian, secara administratif, berada di Kabupaten Karangasem, Provinsi
Bali. Penelitian menggunakan 18 sampel lava Gunung Agung yang dianalisis petrografi dan
sebanyak 6 sampel dianalisis kimia mineralnya menggunakan SEM-EDS. Analisis geokimia
batuan dilakukan dari data jurnal yang sudah dipublikasikan sebanyak 64 sampel batuan
volkanik.
Berdasarkan hasil analisis SiO2 vs. K2O dan korelasi satuan batuan, diperoleh bahwa
letusan Gunung Agung pra 1963 dipengaruhi oleh tiga magma kogenetik dan dapat dibagi
menjadi 4 periode erupsi, yaitu pra 3200 ± 60 BP, 3200 ± 60 – 1870 ± 40 BP, 1870 ± 40 –
1040 ± 50 BP, dan pasca 1040 ± 50 BP. Periode pra 3200 ± 60 BP menghasilkan produk
berkomposisi andesit basaltik (SiO2 53–56%berat) yang terdiri dari fenokris plagioklas (An38–
89), augit, enstatit, magnetit, dan olivin (Fo62–78), dalam masadasar gelas volkanik, mikrolit
plagioklas, dan kristal halus mineral opak. Periode 3200 ± 60 – 1870 ± 40 BP menghasilkan
produk berkomposisi basalt – andesit basaltik (SiO2 51–56%berat) dengan fenokris plagioklas
(An67–83), enstatit, augit, magnetit, dan olivin (Fo60–71), dalam masadasar gelas volkanik,
mikrolit plagioklas, dan kristal halus mineral opak. Periode 1870 ± 40 – 1040 ± 50 BP memiliki
produk berkomposisi basalt – andesit (SiO2 51–58%berat) yang mengandung fenokris mineral
plagioklas (An43–88), augit, enstatit, magnetit, dan olivin (Fo59–71), dalam masadasar gelas
volkanik, mikrolit plagioklas, kristal halus mineral opak dan piroksen. Periode pasca 1040 ±
50 BP menghasilkan produk berkomposisi andesit basaltik – dasit (SiO2 53–63%berat) dengan
fenokris berupa mineral plagioklas (An38–86), augit, enstatit, magnetit, dan olivin (Fo66–76),
dalam masadasar gelas volkanik, mikrolit plagioklas, kristal halus mineral opak dan piroksen.
Aktivitas volkanisme Gunung Agung disebabkan oleh pertemuan Lempeng Indo-
Australia dengan Lempeng Eurasia (active continental margin) pada Zaman Kuarter. Sejarah
aktivitas Gunung Agung ditandai dengan dimulainya injeksi magma basaltik dengan afinitas
kalk-alkali pada periode pra 3200 ± 60 BP dan mencapai puncaknya pada periode 3200 ± 60
– 1870 ± 40 BP. Kedua periode tersebut menghasilkan satuan dominan lava dan akhir periode
3200 ± 60 – 1870 ± 40 BP ditandai dengan letusan kerucut parasit Bukit Pawon. Pada periode
1870 ± 40 – 1040 ± 50 BP, selain munculnya satuan lava, satuan piroklastik aliran juga banyak
terbentuk. Pada periode ini magma terus mengalami diferensiasi yang dikontrol oleh proses
fraksionasi kristal dan kemungkinan terjadi sedikit injeksi magma basaltik yang menyebabkan
adanya magma mixing dengan magma yang telah terdiferensiasi sebelumnya. Pada awal
periode pasca 1040 ± 50 BP terjadi sedikit injeksi magma basaltik. Kemudian, magma
mengalami diferensiasi secara intensif berupa fraksionasi kristal dan sedikit kontaminasi kerak
sehingga menghasilkan satuan piroklastik jatuhan, piroklastik aliran, dan lava.