Cover
PUBLIC karya Lembar Pengesahan
PUBLIC karya Abstrak & Abstract
PUBLIC karya d_33213007_Budi Prasetya_Buku Disertasi-1-36 (1).pdf
]
PUBLIC karya d_33213007_Budi Prasetya_Buku Disertasi-37-66 (1).pdf)u
PUBLIC karya d_33213007_Budi Prasetya_Buku Disertasi-67-98 (1).pdf)u
PUBLIC karya d_33213007_Budi Prasetya_Buku Disertasi-99-123 (1).pdf?
PUBLIC karya d_33213007_Budi Prasetya_Buku Disertasi-124-140 (1).pdf
]
PUBLIC karya d_33213007_Budi Prasetya_Buku Disertasi-141-158 (1).pdf
]
PUBLIC karya d_33213007_Budi Prasetya_Buku Disertasi-159-175 (1).pdf
]
PUBLIC karya
Pada penelitian-penelitian yang pernah dilakukan tentang alokasi sumber daya
radio untuk sistem Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA),
hampir semuanya berkontribusi pada algoritma untuk peningkatan efisiensi
spektral, throughput, fairness dengan kompleksitas yang makin rendah. Sebagai
input algoritma, digunakan feedback kondisi kanal propagasi yang dilewati sinyal
yang berupa channel gain saja dan belum membahas tentang peningkatan kualitas
komunikasi. Sudah ada penelitian untuk meningkatkan kualitas komunikasi pada
sistem multicarrier dengan melakukan rotate modulation namun masih bersifat
open-loop.
Pada penelitian ini, kami mengusulkan metode baru dalam memanfaatkan feedback
kondisi kanal yang berupa besaran kompleks dengan tujuan untuk meningkatkan
kapasitas dan kualitas pada alokasi sumber daya radio sistem OFDMA. Untuk
meningkatkan kapasitas, kami mengusulkan proses chunk forming yaitu
pengelompokan beberapa subcarrier menjadi satu chunk dengan menggunakan
algoritma K-Means Clustering, algoritma ini dipilih karena kesederhanaan proses
komputasi. Untuk meningkatkan kualitas, kami mengusulkan metode baru yaitu
penggabungan power loading dan pergeseran fasa secara bersamaan. Power
loading dan pergeseran fasa umumnya diterapkan secara terpisah untuk
meningkatkan kualitas komunikasi digital pada sistem multicarrier. Metode yang
kami usulkan menggunakan prinsip ekualisasi kanal, tetapi kami terapkan di
pemancar.
Hasil pengujian proses chunk forming pada skema resource allocation bisa
meningkatkan throughput jika dibandingkan dengan chunk forming konvensional,
dan menunjukkan bahwa nilai SSE (Sum Squared Error) proses clustering yang
lebih kecil, SSB (Sum of Squared Between group) yang lebih besar. Hasil pengujian
juga menunjukkan bahwa model gabungan power loading dan pergeseran fasa yang
kami usulkan memberikan perbaikan probability of bit error yang sangat signifikan
jika dibandingkan dengan penerapan power loading saja atau phase shifting saja.
Pada kondisi feedback ideal bentuk sinyal terima yang diperoleh sama persis seperti
ii
sinyal kirim, sehingga probability of bit error yang dihasilkan sama dengan sistem
yang melewati kanal AWGN saja.
Pada kondisi riil, proses transmisi sinyal feedback dan proses estimasi kanal di user
menghasilkan delay dan error pada feedback. Hasil pengujian pada semua jenis
modulasi menunjukkan bahwa kinerja sistem dengan delay pada feedback sebesar
10 sample belum mengalami degradasi. Hasil pengujian pada modulasi orde rendah
seperti BPSK dan QPSK, menunjukkan bahwa probability of bit error sistem tidak
mengalami degradasi yang berarti dengan adanya delay. Namun untuk modulasi
orde lebih tinggi seperti 16QAM dan 64QAM, dengan adanya delay pada feedback
megakibatkan kurva probability of bit error mengalami degradasi. Hasil pengujian
efek error pada feedback, menunjukkan bahwa kurva probability of bit error
mengalami perubahan yang sangat krusial. Untuk harga simbol error rate pada
feedback sebesar 0.001, probability of bit error sistem sudah mengalami degradasi
untuk semua orde modulasi. Dengan demikian efek error pada feedback lebih
dominan dibandingkan dengan efek delay pada feedback.
Feedback kondisi kanal yang dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas
komunikasi kadang mengalami kondisi deep fade, oleh karena itu kami juga
melakukan analisis penambahan limiter pada feedback untuk mengantisipasi jika
terjadi deep fade. Dengan bantuan simulasi, kami menampilkan visualisasi sinyal
pada masing-masing proses pada sisi pemancar dan penerima untuk besaran level
limiter yang berbeda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jika kita memilih level
limiter lebih tinggi, maka kita mendapatkan semakin buruk probability of bit error.
Pada modulasi orde rendah menunjukkan hasil probability of bit error yang tetap
baik walaupun ditambahkan proses level limiter. Level limiter yang masih aman
untuk semua orde modulasi yaitu sebesar 0.01.