digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Arwi Rinaldo
PUBLIC Ratnasari

COVER Arwi Rinaldo
PUBLIC Ratnasari

BAB 1 Arwi Rinaldo
PUBLIC Ratnasari

BAB 2 Arwi Rinaldo
PUBLIC Ratnasari

BAB 3 Arwi Rinaldo
PUBLIC Ratnasari

BAB 4 Arwi Rinaldo
PUBLIC Ratnasari

BAB 5 Arwi Rinaldo
PUBLIC Ratnasari

PUSTAKA Arwi Rinaldo
PUBLIC Ratnasari

Teknik hamburan cahaya adalah salah satu teknik untuk karakterisasi partikel. Partikel yang dikarakterisari dengan teknik hamburan cahaya berada pada orde nanometer hingga milimeter. Dalam dunia medis teknik hamburan cahaya dapat digunakan untuk mengkarakterisasi partikel kristal yang terbawa oleh urin. Hasil karakterisasi kristal pada urin dapat digunakan untuk diagnosa penderita batu ginjal. Penelitian ini bertujuan memverivikasi hasil pengukuran metode hamburan cahaya untuk menentukan ukuran partikel. Sumber cahaya yang digukanakan adalah cahaya laser Helium-Neon dengan panjang gelombang 633 nm. Sampel partikel yang digunakan adalah Polystyrene Latex dengan diameter rata-rata 100 nm. Partikel dilarutkan dalam pelarut NaCl dengan masing-masing konsentrasi 0,025% menghasilkan partikel berdiameter rata-rata 104,2 nm, 0,05% diameter rata-rata 101,9 nm, 0,5% diameter rata-rata 128,9 nm, dan 5% diameter rata-rata 1930 nm. Percobaan dilakukan 3 kali percobaan pada masing-masing konsentrasi. Data yang diperoleh dilakukan preprocessing data dengan melakukan moving average, normalisasi, dan shifting. Analisis data tanpa transformasi fourier mununjukkan hubungan berbanding terbalik antara diameter partikel dengan sebaran kurva terang pusat pola difraksi yang terbentuk. Partikel dengan diameter 101,9 nm memiliki standar deviasi 4,1351 mm, diameter 104,2 nm standar deviasinya 4,1564 mm, diameter 124,9 nm standar deviasinya 4,0068 mm, dan diameter 1930 standar deviasinya 4,0454 mm. Selanjutnya dilakukan pengolahan dengan menggunakan transforrmasi fourier dengan metode Power Spectral Density. Metode ini menentukan ambang batas daya dari wavenumber untuk diloloskan. Ambang batas yang dipilih adalah 4,2 ????2???????? menghilangkan wavenumber lebih besar dari ±0,2 mm-1 dan 8 ????2???????? menghilangkan wavenumber lebih besar dari ±0,1 mm-1. Analisis yang dilakukan adalah perbandingan nilai peak, rasio antara peak terang pusat dan terang pertama, lebar sebaran kurva, dan rasio perbandingan sebaran kurva. Rasio peak terang pusat dan peak terang pertama menghasilkan hubungan lurus dengan diameter partikel Polystyrene Latex. Dimana diameter 101 nm memiliki rasio 2,736, diameter 104 nm memiliki rasio 2,865, diameter 124,9 nm memiliki rasio 2,957 dan diameter 1930 nm memiliki rasio 2,970.