Kebangkrutan terjadi ketika perusahaan tidak mampu untuk melunasi utangnya sehingga mereka
tidak dapat melanjutkan operasinya, termasuk perusahaan properti dan real estate di Indonesia.
Berdasarkan survei Bank Indonesia, pertumbuhan penjualan properti pada tahun 2015 mengalami
penurunan yang cukup signifikan secara triwulanan. Tren penurunan pasar properti Indonesia ini
berlanjut hingga tahun 2017, dan tetap lesu pada kuartal kedua tahun 2020 yang diakibatkan oleh
merebaknya pandemi COVID-19. Kebangkrutan dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah
satunya yaitu melalui kinerja perusahaan seperti pengelolaan modal kerja. Kebangkrutan pun
menyebabkan kerugian besar bagi pemegang saham, investor, kreditor, karyawan, pemasok, dan
pelanggan. Oleh karena itu, analisis mengenai kebangkrutan suatu perusahaan merupakan hal
penting yang perlu dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengelolaan modal kerja,
solvabilitas, dan profitabilitas terhadap risiko kebangkrutan menggunakan tiga model yaitu
Altman, Springate, dan Zmijewski. Penelitian ini berfokus pada 50 perusahaan di sektor properti
dan real estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2015 sampai 2019.
Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu menganalisis risiko kebangkrutan setiap perusahaan
selama lima tahun berdasarkan model Altman, Springate, dan Zmijewski. Tahap kedua yaitu
memeriksa komponen-komponen dari Cash Conversion Cycle (CCC) sebagai indikator
pengelolaan modal kerja, Debt to Assets Ratio (DAR) sebagai indikator solvabilitas, dan Return
on Equity (ROE) sebagai indikator profitabilitas. Perhitungan CCC terdiri dari tiga komponen,
yaitu Average Age of Inventory (AAI), Average Collection Period (ACP), dan Average Payable
Period (APP). Tahap terakhir dari penelitian ini yaitu menguji pengaruh pengelolaan modal kerja,
solvabilitas, dan profitabilitas terhadap risiko kebangkrutan dengan model Altman, Springate,
dan Zmijewski. Analisis dilakukan menggunakan metode regresi data panel. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa hanya DAR yang memiliki hubungan signifikan terhadap risiko
kebangkrutan untuk model Altman, sedangkan untuk model Springate dan Zmijewski
menghasilkan AAI, APP, DAR, dan ROE yang memiliki hubungan signifikan terhadap risiko
kebangkrutan