digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER M. Zezar Ahmad
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 M. Zezar Ahmad
PUBLIC Resti Andriani

BAB 2 M. Zezar Ahmad
PUBLIC Resti Andriani

BAB 3 M. Zezar Ahmad
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 M. Zezar Ahmad
PUBLIC Resti Andriani

BAB 5 M. Zezar Ahmad
PUBLIC Resti Andriani

PUSTAKA M. Zezar Ahmad
PUBLIC Resti Andriani

Bitumen adalah material termoplastis yang berbentuk padat pada temperatur ruang dan akan mencair ketika dipanaskan serta memadat kembali ketika temperatur diturunkan tanpa mengubah sifat fisik dan kimianya. Aspal merupakan material pembentuk campuran perkerasan jalan. Asbuton adalah jenis aspal alam yang didapatkan dari Pulau Buton Sulawesi Tenggara, memiliki mineral pengotor berupa kalsium karbonat (CaCO3) dan beberapa mineral lain yang totalnya sekitar 70% berat - 85% berat. Cadangan asbuton sebesar 677 juta ton atau setara dengan 170 juta ton aspal minyak dan dapat menggantikan penggunaan aspal minyak. Proses pengendapan dalam media air panas adalah salah satu konsentrasi bitumen dari pengotornya. Proses konsentrasi air panas ini dikombinasikan dengan pelarut yang meningkatkan proses pelarutan. Karena memiliki pengotor CaCO3 yang mempunyai kelarutan jauh lebih tinggi dari pengotor silika (SiO2) dalam air, sehingga harus dikombinasikan dengan penambahan surfaktan. Untuk mencegah bitumen dan pengotornya tercampur kembali digunakan sealing agent. Pada penelitian sebelumnya konsentrasi bitumen asbuton belum mendapatkan recovery yang optimal karena pemamfatan pelarut dan surfaktan yang belum tepat. Untuk mendapatkan recovery yang lebih tinggi digunakan pelarut kerosin, surfaktan alkyl benzena sulfonat (ABS) dan natrium karbonat (Na2CO3) yang berfungsi sebagai sealing agent. Penelitian dilakukan dengan metode pengendapan dalam media air panas untuk ukuran sampel -35 mesh. Pada percobaan pertama menggunakan variasi variabel temperatur 65oC, 75oC, 85oC, 95oC dan menggunakan variasi variabel pelarut 30%, 40%, 50%, 60%. Pada percobaan kedua menggunakan variasi variabel surfaktan 2%, 4%, 6%, dan 8% juga menggunakan variasi variabel pelarut 50% dan 60%. Proses pengendapan dilakukan selama 75 jam dalam media air panas 100oC. Karakterisasi dilakukan menggunakan X-ray diffraction (XRD), X-ray fluroresence (XRF), scanning electron microscopy dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-EDS) dan fourier transform infrared (FTIR), sudut kontak dan analisis kadar sampel asbuton menggunakan soklet. Hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin bertambahnya temperatur, pelarut dan surfaktan, maka persen perolehan semakin meningkat. Perolehan maksimum dari efek penambahan temperatur dan kerosin didapatkan pada temperatur 95oC dengan persen penambahan kerosin 60% dan persen penambahan surfaktan 2% yang menghasilkan perolehan 96%. Perolehan maksimum dari efek penambahan surfaktan didapatkan pada persen penambahan surfaktan 8% dengan penambahan kerosin 60% yang menghasilkan perolehan 94%, dilakukan pada temperatur 85oC.