digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ludi Sativa
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Ludi Sativa
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Ludi Sativa
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 Ludi Sativa
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Ludi Sativa
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Ludi Sativa
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 Ludi Sativa
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA Ludi Sativa
PUBLIC Irwan Sofiyan

Wilayah lepas pantai Timor merupakan area frontier dengan tatanan struktur geologi yang sangat komplek sebagai hasil tumbukan antara Busur Kepulauan Banda dengan batas Kontinen Australia. Penelitian yang dilakukan di wilayah Timor bagian barat umumnya masih terkonsentrasi di bagian darat dan sangat terbatas dibandingkan dengan penelitian yang di lakukan di Timor Leste dan Australia. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kerangka tektonostratigrafi dan perkembangan struktur berdasarkan kompilasi data bawah permukaan terkini di wilayah lepas pantai Timor bagian barat. Tektonostratigrafi ini akan bermanfaat untuk mengidentifikasi distribusi fasies batupasir Formasi Plover yang merupakan reservoar utama, serta memprediksi tipe-tipe struktur yang berpotensi sebagai perangkap hidrokarbon di daerah Timor. Interpretasi semi-regional seismik 2D sepanjang 3,000 km yang diikat dengan lima data sumur di area lepas pantai Timor dilakukan untuk mengidentifikasi rangkaian unit stratigrafi yang mengacu pada aktivitas tektonik. Pendekatan stratigrafi seismik merupakan metode utama yang diterapkan karena terbatasnya jumlah data sumur di area penelitian tersebut. Peta Geologi Pulau Timor juga diintegrasikan dengan data bawah permukaan untuk mengetahui mode struktur dan memetakan sebaran fasies batupasir Formasi Plover berumur Yura Awal – Yura Tengah. Hasil interpretasi data seismik menunjukkan bahwa perkembangan struktur di Timor sangat dipengaruhi oleh tumbukan yang terjadi antara Kontinen Australia dengan Busur Depan Banda. Sebelum fase tumbukan, area penelitian merupakan bagian dari batas Kontinen Australia bagian utara yang struktur geologinya didominasi oleh sesar-sesar normal dengan kemenerusan timur laut – barat daya. Kemudian, proses tumbukan yang terjadi pada Miosen Akhir menghasilkan sabuk sesar anjak-lipatan dengan kemenerusan timur laut timur – barat daya barat. Penampang geologi regional menunjukkan bahwa sesar anjak tersebut bersifat thick-skinned di bagian darat Pulau Timor dan bersifat thin-skinned di lepas Pantai Timor bagian selatan. Bidang gelincir sesar anjak thin-skinned berada diatas lapisan batulempung anggota Formasi Wailuli berumur Yura Akhir. Di bagian depan sabuk sesar anjak-lipatan, peta isopach menunjukkan adanya penebalan sedimen berumur Pliosen – sekarang yang merupakan karakter cekungan foreland. Struktur yang 2 terbentuk di bagian depan komplek sabuk sesar anjak-lipatan saat tumbukan justru bersifat ekstensional. Struktur tersebut antara lain berupa reaktivasi sesar-sesar normal berumur Mesozoikum, serta pembentukan sesar-sesar normal baru yang kedalamannya lebih dangkal dengan kemenerusan timur laut timur – barat daya barat. Keberadaan struktur ekstensional pada bagian depan foreland dapat dijelaskan melalui konsep flexure akibat pembebanan (loading) yang dihasilkan oleh sesar anjak di Timor. Peta isopach dari hasil interpretasi data seismik menunjukkan adanya penebalan interval sikuen berumur Trias Awal hingga Yura Akhir pada graben-graben berarah timur laut – barat daya. Penebalan tersebut mengindikasikan fase rifting di batas utara Kontinen Australia yang berlangsung sejak Trias Awal hingga Yura Akhir. Interval sikuen berumur Kapur Awal hingga Miosen Akhir dicirikan oleh ketebalan yang relatif konstan pada peta isopach, dan menumpang secara tidak selaras diatas unit Yura atau Trias. Interval ini merupakan unit post-rift yang terendapkan pada tatanan tektonik passive margin. Sedangkan interval Pliosen – sekarang terdiri dari unit pengendapan syn-orogenic yang terbentuk akibat tumbukan Kontinen Australia dengan Busur Depan Banda. Peta bawah permukaan dan peta paleogeografi interval Yura Awal hingga Yura Tengah menunjukkan bahwa distribusi fasies batupasir dikontrol oleh sesar-sesar normal berumur Trias hingga Yura, ketidakselarasan regional yang terjadi pada Yura Akhir, serta tipe lingkungan pengendapan. Batupasir Formasi Plover melampar di lepas pantai Pulau Timor dan tererosi di hampir seluruh tinggian Ashmore. Di Pulau Timor, fasies batupasir berubah menjadi fasies batulempung yang merupakan anggota Formasi Wailuli. Pada zona komplek sesar anjak-lipatan, perangkap untuk reservoar batupasir Plover adalah struktur sub-thrust, yang terdiri dari combination fold & fault dan tilted fault block. Sedangkan di bagian foreland, tipe perangkap yang teridentifikasi dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu perangkap struktur dan perangkap stratigrafi. Perangkap struktur meliputi tilted fault block dan combination fold & fault. Sedangkan perangkap stratigrafi berupa sub-unconfirmity, yang ditunjukkan oleh adanya fitur truncation pada bagian puncak reservoar.