digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ahmad Najili
PUBLIC Irwan Sofiyan

Batuan granitoid merupakan salah satu sumber yang besar untuk endapan unsur tanah jarang (rare earth element; REE). Hal ini menjadikan karakterisasi granitoid menjadi penting pada tahapan awal eksplorasi. Hampir seluruh granitoid di Indonesia sudah dipetakan. Namun, studi granitoid di Indonesia secara mendetil masih terfokus pada Granit Bangka dan Belitung (tin belt granite). Tetapi, studi terkait petrogenesis dan karakteristik granit di daratan Pulau Sumatra masih belum banyak dilakukan, salah satunya di daerah Jambi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik granitoid Pra-Tersier yang terletak di Pegunungan Tigapuluh dan Duabelas, Jambi. Karakteristik granitoid meliputi karakter petrologi dan geokimia. Studi terkait petrogenesis granitoid Pra-Tersier serta implikasinya terhadap kelimpahan REE juga dilakukan. Analisis yang dilakukan pada studi ini adalah pengamatan megaskopis, petrografi, dan analisis geokimia. Granitoid Tanjungjabung Barat mewakili daerah Pegunungan Tigapuluh sedangkan Granitoid Sarolangun mewakili daerah Pegunungan Duabelas. Kedua granitoid ini berumur Trias hingga Jura. Berdasarkan pengamatan megaskopis dan petrografi, kedua granitoid ini digolongkan sebagai granit. Secara geokimia, kedua granitoid ini menunjukkan karakter granit tipe-A yang terbentuk pada lingkungan pascakolisi, dan berasal dari peleburan kerak dengan sifat ferroan alkali hingga alkali-kalsik peralumina. Peleburan kerak ini disebabkan oleh kolisi Blok Sibumasu dengan Indocina yang menyebabkan adanya penebalan kerak sehingga menghasilkan magma. Magma tersebut kemudian terkontaminasi secara efektif pada zona pemekaran akibat mundurnya subduksi Meso-Tethys pada Trias Akhir. Aktivitas subduksi di daerah barat Sumatra juga ikut berkontribusi, terlihat pada karakter geokimia granitoid Sarolangun. Kontaminasi kerak yang efektif menghasilkan karakteristik granit tipe-A sehingga kandungan REE di kedua granit melimpah. Kelimpahan REE ini ditunjukkan oleh kehadiran mineral alanit, monasit, apatit, zirkon, dan titanit. Penulis berharap studi ini dapat menjadi referensi untuk studi tektonik di Pulau Sumatra serta eksplorasi REE di Indonesia.