digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sarah Angelina Silitonga
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Sarah Angelina Silitonga
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Sarah Angelina Silitonga
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Sarah Angelina Silitonga
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Sarah Angelina Silitonga
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Sarah Angelina Silitonga
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Sarah Angelina Silitonga
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Sarah Angelina Silitonga
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Kota Bandung memiliki Ruang Terbuka Hijau dengan persentase yang rendah, yaitu hanya 12,15% dari luas keseluruhan wilayah kota. Salah satu jenis ruang terbuka hijau dengan luas wilayah tertinggi adalah taman kota (218.07Ha) yang dikelola menjadi taman tematik dengan mempertimbangkan fungsi estetis dan ekologis. Kedua fungsi tersebut dapat diwujudkan melalui keberadaan pohon dan burung. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh kekayaan pohon terhadap kekayaan jenis burung, mengidentifikasi pengaruh kebisingan terhadap kekayaan jenis burung dan menentukan faktor utama yang memengaruhi komposisi spesies burung pada taman tematik di kota Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan di Taman Ganesha, Taman Cibeunying dan Taman Panatayuda. Data kekayaan spesies pohon diambil dengan metode hitung (count method). Data kekayaan spesies dan jumlah individu burung diambil dengan metode fixed radius point count yang dilakukan selama 20 menit pada pukul 06.00-08.00 WIB. Kebisingan diukur menggunakan sound level meter setiap 2 menit bersamaan dengan pengamatan burung. Pada penelitian ini ditemukan kekayaan jenis pohon tertinggi tercatat di Taman Ganesha, yaitu 23 jenis pohon, kemudian Taman Cibeunying dengan 10 jenis pohon yang mampu mendukung keberadaan burung dengan komposisi feeding guild beragam, seperti frugivorous, insectivorous, granivorous dan nectarivorous. Sementara itu, Taman Panatayuda dengan 8 jenis pohon hanya mampu mendukung keberadaan burung dari komposisi feeding guild frugivorous, insectivorous dan granivorous. Hasil uji statistik membuktikan adanya perbedaan rata-rata tingkat kebisingan yang signifikan pada ketiga lokasi. Taman Panatayuda dengan tingkat kebisingan tertinggi (70,667dB), memiliki komposisi spesies burung kosmopolitan dengan kelimpahan tertinggi. Hal yang berbeda ditemukan pada Taman Ganesha dengan tingkat kebisingan terendah (66.703dB). Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kekayaan jenis burung pada taman tematik meningkat seiring dengan tingginya kekayaan jenis pohon. Sementara itu, jenis burung yang dijumpai mendominasi pada taman tematik di kota Bandung berasal dari kelompok pemakan serangga. Dekatnya jarak dengan sumber kebisingan dan rendahnya keberadaan pohon peredam menyebabkan penurunan kekayaan jenis burung serta adanya dominansi dari jenis kosmopolitan. Berdasarkan uji CCA (Canonical Correspondence Analysis), kekayaan spesies pohon pada taman tematik di kota Bandung, Jawa Barat memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap komposisi serta kekayaan jenis burung yang dijumpai dari pada tingkat kebisingan.