digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ahmad Triyafi
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Ahmad Triyafi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Ahmad Triyafi
Terbatas  Alice Diniarti
» SBM

BAB 2 Ahmad Triyafi
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

BAB 3 Ahmad Triyafi
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

BAB 4 Ahmad Triyafi
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

BAB 5 Ahmad Triyafi
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

PUSTAKA Ahmad Triyafi
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

Produksi jamur tiram di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Barat menunjukkan tren peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan produksi akan menyebabkan timbulnya masalah penimbunan limbah media bekas. Limbah media bekas masih bernilai dikarenakan memiliki kandungan organik yang tinggi dan kemampuannya untuk memperbaiki struktur tanah sehingga dapat diolah sebagai pupuk kompos, media tanam, dan juga dicampur pada pembuatan media baru. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan performa budidaya jamur, kelayakan budidaya jamur secara finansial, dan model pengolahan limbah yang layak secara ekonomi dan menghitung keuntungan tambahan pemanfaatan limbah melalui pendekatan Circular Economic Model bagi petani di Desa Jambudipa dan Pakuhaji, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa delapan petani sampel memiliki nilai efisiensi biologis sebesar 45-55% dengan tingkat kegagalan sebesar 0.5-25%. Pada harga jual jamur Rp.6.500/kg, hanya 4 dari 8 petani yang dinyatakan layak secara finansial dilihat dari Nilai IRR sebesar 12-15%, NPV bernilai positif untuk 4 petani, dan Payback period sebsar 8 hingga di atas 15 tahun. Pada harga jual jamur Rp11.000/kg, seluruh petani dinyatakan layak secara finansial dilihat dari nilai IRR sebesar 38-76%, NPV bernilai positif, dan Payback Period sebesar 2 hingga 4 tahun Petani memiliki nilai ketercapaian indicator budidaya yang baik berkisar antara 88% hingga 92%. Terdapat Sembilan kriteria yang dipertimbangkan dalam penentuan metode pengolahan limbah. Berdasarkan hasil analisis multiple criteria decision analysis dengan metode Analytical hierarchy process didapat dua kriteria teratas yaitu distribusi hasil dan prospek pasar dari hasil pengolahan limbah. Metode pengolahan limbah dengan nilai performa tertinggi terhadap sembilan kriteria yang dipertimbangkan adalah pengolahan limbah baglog menjadi media tanam. Kelayakan secara finansial dari pengolahan limbah baglog menjadi media tanam layak untuk petani skala kecil dengan produksi 1.000 baglog tiap batch dan petani skala menengah hingga besar dengan produksi 2.000 baglog ke atas tiap batch.