digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Firdaus El Afghani
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Firdaus El Afghani
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Firdaus El Afghani
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 2 Firdaus El Afghani
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 3 Firdaus El Afghani
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 4A Firdaus El Afghani
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 4B Firdaus El Afghani
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 5 Firdaus El Afghani
PUBLIC Dedi Rosadi

PUSTAKA Firdaus El Afghani
PUBLIC Dedi Rosadi

Firdaus El Afghani - LAMPIRAN
PUBLIC Dedi Rosadi

Daerah penelitian terletak pada 105011’4”-105013’29” Bujur Timur dan 2000’47”-204’12” Lintang Selatan, Kabupaten Bangka Barat. Penelitian bertujuan untuk menentukan daerah potensi timah dan unsur tanah jarang serta menentukan arah eksplorasi lanjut di daerah penelitan. Morfologi daerah penelitian terdiri dari perbukitan intrusi, dataran aluvial, dan dataran pantai. Stratigrafi daerah penelitian terdiri dari granit, perselingan batupasir-batulempung, dan endapan aluvial. Endapan aluvial pada daerah penelitian terdiri atas dua jenis yaitu endapan aluvial purba dan endapan sungai aktif. Analisis terhadap endapan plaser dibagi menjadi tiga fraksi yaitu fraksi #48 (297-354 ?m), fraksi #100 (149 ?m), dan fraksi -100 (<149 ?m). Analisis geokimia dengan metode X-ray Fluorescence (XRF) dilakukan terhadap sampel endapan aluvial dan granit untuk mengetahui kandungan timah dan unsur tanah jarang. Analisis geokimia terbagi menjadi dua yaitu analisis statistik univariat yang bertujuan menentukan nilai anomali timah dan unsur tanah jarang serta interpolasi dengan ordinary kriging untuk mengetahui daerah pengayaan timah dan unsur tanah jarang di daerah penelitian. Mineral berat yang terkandung dalam endapan aluvial diidentifikasi menggunakan Grain Counting Analysis (GCA). Daerah pengayaan timah terletak di area tenggara daerah penelitian sedangkan daerah pengayaan unsur tanah jarang terbagi menjadi tiga area yaitu area barat laut, barat daya, dan utara daerah penelitian. Berdasarkan Grain Counting Analysis, mineral berat yang diduga membawa timah dan unsur tanah jarang yaitu kasiterit, zirkon, dan turmalin. Unsur tanah jarang lebih tersebar dibandingkan timah dikarenakan adanya pengaruh densitas mineral. Mineral pembawa unsur tanah jarang seperti turmalin (?=2,9-3,1 g/cm3) dan zirkon (?=4,6-5,8 g/cm3) memiliki densitas yang lebih rendah sehingga lebih mudah tertransport dibandingkan kasiterit (?=6,98-7,01 g/cm3). Arah eksplorasi lanjut untuk timah yaitu pada arah tenggara daerah penelitian sedangkan arah eksplorasi lanjut untuk unsur tanah jarang yaitu arah baratlaut, baratdaya, dan utara daerah penelitian.