Masyarakat Minangkabau terkenal dengan budaya makannya melalui makanan
khasnya rendang di berbagai restoran Padang. Adanya modernisasi dan media
sosial menyebabkan terjadinya perkembangan budaya makan terutama terkait
tempat, waktu dan jenis makanan. Akibatnya adalah memudarnya pemahaman
masyarakat tentang realitas budaya makan asli Minangkabau yang mengarah pada
keseragaman bentuk desain, terutama pada elemen fisik dan konfigurasi ruang
bangunannya. Padahal makan memiliki peran penting dalam upacara adat sebagai
penghormatan terhadap ritual agama dan siklus kehidupan masyarakat
Minangkabau. Di tempat asalnya, masih banyak pelaksanaan kegiatan makan yang
mencerminkan adat istiadatnya, contohnya makan bajamba yaitu makan bersama
pada perayaan upacara adat.
Budaya makan bagi masyarakat Minangkabau memiliki peran penting dalam siklus
kehidupannya. Sementara itu, pemahaman bentuk asli dari budaya makan
masyarakat Minangkabau, khususnya bentuk dan jenis dari prosesi kegiatan makan
di dalam adat Minangkabau dan bagian ruang yang digunakan pada pelaksanan
kegiatan serta elemen-elemen fisik dan nonfisiknya belum banyak diketahui. Oleh
karena itu, sebelum melihat perkembangan desainnya, perlu dipelajari terlebih
dahulu bentuk ruang dan budaya makan masyarakat Minangkabau di tempat
asalnya. Adapun permasalahan yang menjadi pertanyaan pada penelitian ini adalah
apakah bentuk dan jenis dari prosesi kegiatan makan dalam siklus hidup masyarakat
Minangkabau, bagaimana bagian ruang dan elemen fisik Rumah Gadang
memfasilitasi kegiatan makan dan bagaimana hubungan antara ruang dan budaya
makan berdasarkan aturan adatnya.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode campuran dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan melalui studi
kasus pada dua objek penelitian yaitu Rumah Gadang milik Pak Mukhlis Z. di
Kawasan Saribu Rumah Gadang dan Rumah Gadang Istano Rajo Alam Tuanku
Disambah. Pendekatan kuantitatif menggunakan teknik analisis space syntax pada
dimensi konektivitas dan integrasi. Data didapatkan dari studi literatur, wawancara,
dan pengamatan langsung di lapangan pada bagian ruang dan elemen fisik rumah
ii
Gadang dalam memfasilitasi kegiatan makannya. Penelitian dilakukan secara
kualitatif dan dilakukan secara bertahap dimulai dari analisis elemen nonfisik dan
elemen fisik ruang dan budaya makan, dan hasilnya menjadi acuan dalam analisis
space syntax. Kemudian hasil analisis data ini dibahas lebih lanjut berdasarkan
pembagian ruang dalam proses kegiatan makan, elemen-elemen fisik pendukung
elemen nonfisik pelakasanaan kegiatanmakan, tata cara duduk dalam ruang
kegiatan menyantap, dan peran kegiatan makan sebagai ruang sosial.
Hasil dari penelitian ini adalah bentuk kegiatan makan pada masyarakat
Minangkabau yaitu secara formal pada upacara adat perayaan siklus hidup dan
nonfromal dalam kehidupan sehari-hari. Elemen-elemen fisik yang memfasilitasi
kegiatan makan adalah struktur dari bangunan rumah Gadang, frunitur lepasan, dan
perlengkapan makan lainnya. Ruang dan budaya makan dalam siklus hidup
masayarakat Minangkabau sangat erat kaitannya yaitu terlihat pada pembagian
ruang pada proses pelaksanaan kegiatan makan berdasarkan peran wanita dan pria
dalam sistem kekerabatan matrilinieal. Pada area penyantapan terbagi menjadi
kelompok-kelompok ruang yang lebih kecil sesuai dengan aturan posisi tempat
duduk para pria Minangkabau berdasarkan sistem kekerabatan matrilinieal. Seluruh
ruang-ruang tempat pelaksanaan kegiatan makan merupakan ruang sosial tempat
terjadinya interaksi sosial yang mencerminkan pepatah adat Minangkabau.
Secara keseluruhan ruang-ruang di dalam Rumah Gadang telah secara efektif
digunakan dalam memfasilitasi kegiatan makan. Selain itu, penggunaan teknik
analisis space syntax memperjelas hubungan pembagian ruang dan kegiatan makan
berdasarkan sistem kekerabatan matrilinieal dan hubungan interaksi sosial yang
terjadi dengan ruang yang digunakan Namun, penggunaan teknik analisis space
syntax pada ruang dan budaya makan masyarakat Minangkabau dapat diperluas
pada dimensi-dimensi lainnya untuk dapat menelaah lebih lanjut terbentuknya
pengelompokkan ruang berdasarkan tata cara duduk di dalam rumah Gadang dan
hubungannya dengan sistem kekerabatan matrilinieal. Hasil penelitian ini dapat
diterapkan pada desain rumah tempat tinggal ataupun restoran. Selanjutnya perlu
penelitian lebih lanjut terkait kesesuaian konsep yang ditemukan dalam
penerapannya pada desain pada rumah tempat tinggal ataupun restoran agar sesuai
dengan target dan kebutuhan pengguna.