digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Lilla Dea Pratiwi
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Lilla Dea Pratiwi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Lilla Dea Pratiwi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Lilla Dea Pratiwi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Lilla Dea Pratiwi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Lilla Dea Pratiwi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Lilla Dea Pratiwi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Lilla Dea Pratiwi
PUBLIC Alice Diniarti

Astaksantin merupakan antioksidan yang sangat efektif menangkal radikal bebas sehingga nilai ekonominya tinggi. Chlorella vulgaris adalah salah satu mikroalga yang berpotensi sebagai produsen astaksantin. Natrium bikarbonat telah banyak digunakan sebagai sumber inorganik untuk meningkatkan perolehan biomassa namun belum banyak yang meneliti efek peningkatan tersebut terhadap produktivitas astaksantin. Dalam percobaan ini, C.vulgaris ditumbuhkan dalam medium Bold Basal (BBM) dengan pemberian natrium bikarbonat (NaHCO3) sebagai agen penginduksi dan peningkat produktivitas dengan variasi konsentrasi penambahan 0,4 g/L; 0,8 g/L; dan 1,2 g/L. Kultivasi dilakukan selama 12 hari dengan tiga kali pengulangan. Model yang digunakan untuk mengestimasi pertumbuhan yaitu model logistik sementara model untuk mengestimasi produktivitas astaksantin yaitu model Luedeking-Piret. Hasil eksperimen menunjukkan produktivitas biomassa semakin menurun dengan semakin bertambahnya konsentrasi natrium bikarbonat yang ditambahkan. Produktivitas tertinggi dihasilkan pada variasi penambahan konsentrasi NaHCO3 0,4 g/L sebesar 0,45 mg/L.hari. Berdasarkan model logistik, didapatkan perolehan biomassa maksimum sebesar 5,003 g/L pada konsentrasi NaHCO3 0,4 g/L dengan laju pertumbuhan 0,77/hari. Estimasi produktivitas astaksantin tertinggi sebesar 0,092 mg/L.hari juga didapatkan pada penambahan konsentrasi NaHCO3. 0,4 g/L. Hasil estimasi masih perlu dibuktikan dengan penelitian lebih lanjut karena perbedaan spesies dan kondisi kultur dengan data percobaan Pan-Utai et al. (2017). Model Luedeking-Piret dapat menunjukan bahwa sintesis astaksantin berkorelasi secara parsial dengan pertumbuhan mikroalga. Nilai parameter ? (growth correlation coefficient) dan ? (non-growth correlation coefficient) untuk kontrol, variasi penambahan konsentrasi NaHCO3 0,4 g/L; 0,8 g/L; dan 1,2 g/L berturut-turut sebesar 0,018 dan 0,003; 0,0158 dan 0,00066; 0,014 dan 0,001; 0,0127 dan 0,0014.