digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Vania Bridgitta Sebayang
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Vania Bridgitta Sebayang
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Vania Bridgitta Sebayang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Vania Bridgitta Sebayang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Vania Bridgitta Sebayang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Vania Bridgitta Sebayang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Vania Bridgitta Sebayang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Vania Bridgitta Sebayang
PUBLIC Alice Diniarti

Indonesia merupakan salah satu negara yang membudidayakan anggrek jenis Dendrobium dan menguasai lebih dari 50% bisnis anggrek. Berkembangnya hibrida dan tipe-tipe baru anggrek mengakibatkan meningkatnya volume ekspor anggrek sebesar 27,92%. Peningkatan permintaan pasar anggrek harus diimbangi dengan sistem produksi pucuk yang efisien. Metode kultur jaringan dapat dijadikan solusi untuk memperbanyak pucuk anggrek yang memiliki sifat sama seperti induknya dalam waktu yang singkat. Penelitian ini bertujuan membandingkan perbanyakan pucuk anggrek Dendrobium antennatum dari tiga sistem berbeda yaitu sistem terendam kontinu (cair), sistem bioreaktor Filter Paper Bridge (FPB) dan sistem Semi-solid Medium (SSM). Media kultur yang digunakan berupa 1,67 g/L VW, 5 ppm hormon BAP, gula 20 g/L dan khusus sistem SSM dilakukan penambahan agar 5,5 g/L. Kultivasi pucuk anggrek dilakukan selama 21 hari. Hasil percobaan menunjukkan pertambahan berat basah dan berat kering terbaik pucuk anggrek yaitu pada sistem FPB (37,41%, 12,78%), sistem cair (11,93%, 8,99%), dan sistem SSM (9,29%, 4,83%). Hal ini juga didukung oleh nilai pertambahan pucuk terbaik diperoleh pada sistem FPB (86,14%), sistem cair (69,77%), dan sistem SSM (68,67%). Laju pertumbuhan anggrek pada sistem FPB, cair, dan SSM berturut-turut sebesar 0,0151 g/hari, 0,0054 g/hari, dan 0,0042 g/hari dengan efisiensi biokonversi masing-masing sebesar 13,77%, 9,95%, dan 5,09%. Analisis neraca massa menunjukkan nilai perolehan tertinggi didapat pada sistem FPB (90,94%), sistem cair (88,33%), dan sistem SSM (86,21%).