digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sayyid Abdullah Marzuqi
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Sayyid Abdullah Marzuqi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Sayyid Abdullah Marzuqi
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 2 Sayyid Abdullah Marzuqi
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 3A Sayyid Abdullah Marzuqi
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 3B Sayyid Abdullah Marzuqi
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 4 Sayyid Abdullah Marzuqi
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 5 Sayyid Abdullah Marzuqi
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 6 Sayyid Abdullah Marzuqi
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 7 Sayyid Abdullah Marzuqi
PUBLIC Dedi Rosadi

PUSTAKA Sayyid Abdullah Marzuqi
PUBLIC Alice Diniarti

Endapan epitermal merupakan salah satu tipe endapan utama penghasil mineral logam Au. Indonesia mempunyai tipe endapan ini, salah satunya berada di daerah Gunung Pongkor yang merupakan tipe endapan epitermal sulfidasi rendah. Proses pengambilan data dilakukan dengan cara metode pemetaan detail geologi bawah permukaan, serta pemerian pada tiga titik bor untuk meninjau geologi, alterasi, variasi tekstur dan mineralisasi. Serta pengambilan data geokimia unsur meliputi fire assay untuk mengetahui kadar precious metal pada ketiga titik bor tersebut dan data multi – element ICP – OES (inductively coupled plasma - optical emission spectrometry) pada satu titik bor untuk pengolahan statistik geokimia. Secara umum terdapat tiga satuan batuan utama yang terdapat di daerah penelitian, yang terdiri atas satuan akresi lapili tuf, tuf breksi, dan tuf lapili yang berumur Miosen. Dengan struktur geologi didominasi oleh struktur konjugasi sesar mendatar yang berarah NW – SE dan NNE – SSW yang memengaruhi proses mineralisasi, sesar ini diperkirakan berumur tersier (Miosen akhir – Pliosen). Zona alterasi membentuk empat zona, yakni; zona silika + illit + smektit ± klorit, smektit + illit ± klorit, smektit + klorit ± illit, dan klorit + smektit ± kalsit ± illit. Terdapat empat fasies urat termineralisasi dan satu fasies urat tidak termineralisasi pada daerah penelitian. Berdasarkan analisis kurva probabilitas geokimia, urat termineralisasi terbentuk pada tiga fase, fase pertama pembentukan urat fasies CQ (Carbonate Quartz) yang tersebar dominan di blok selatan daerah penelitian tekstur yang berkembang merupakan tekstur penggantian, lalu fase kedua pembentukan urat fasies MOQ (Manganese Oxide Quartz) dan BOQ (Banded Opaline Quartz) dominan pada urat blok utara tekstur dominan tekstur berlapis. Fase ketiga pembentukan urat fasies GSQ (Grey Sulphide Quartz), dengan tekstur dominan crustiform – colloform dan ginguro mengisi sisa bukaan pada bagian paling barat daya daerah penelitian. Pengontrol pengendapan metal berharga diperkirakan akibat proses boiling. Terakhir terbentuk fasies LGQ (Late Geodiq Quartz) post- mineralisasi dengan tekstur vuggy silica. Berdasarkan hasil analisis korelasi unsur, unsur Au – Ag – Pb – Zn berkorelasi sangat baik yang diduga unsur ini dapat ditemukan pada lapisan ginguro.