digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Reza Ro'isatul Umma
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Reza Ro'isatul Umma
PUBLIC Latifa Noor

BAB1 Reza Ro'isatul Umma
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Reza Ro'isatul Umma
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Reza Ro'isatul Umma
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Reza Ro'isatul Umma
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Reza Ro'isatul Umma
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

Senyawa Di(2-etilheksil) ftalat (DEHP) merupakan salah satu polutan yang ditetapkan oleh Europian Union (EU) dan World Health Organization (WHO) ke dalam daftar polutan utama dan dianggap paling bermasalah bagi kesehatan manusia yaitu dapat menimbulkan gangguan sistem endokrin, sistem saraf, hepatotoksik, dan kardiotoksik. DEHP secara luas digunakan sebagai plasticizer terutama pada polivinil klorida (PVC), polietilen, dan produk- produk polipropilen yang hampir 50% mengandung DEHP. Senyawa DEHP tidak terikat secara kovalen dengan produk-produknya sehingga mudah terlepas dari produk dan dapat memasuki lingkungan air, udara, maupun tanah. Jumlah DEHP di lingkungan bebas perlu dikendalikan dan salah satu metodenya adalah dengan adsorpsi yang dinilai sederhana untuk dilakukan, hemat energi serta hemat biaya. Pada penelitian ini proses adsorpsi dilakukan menggunakan pendekatan molekuler yaitu dengan simulasi dinamika molekul menggunakan perangkat lunak GROMACS untuk melihat interaksi mikroskopis senyawa DEHP dengan mineral montmorilonit sebagai adsorbennya. Simulasi dinamika molekul menjadi pelengkap eksperimen konvensional, yang mampu menyajikan struktur dan interaksi molekul pada tingkat mikroskopis, menghitung potensial intra atau intermolekuler secara akurat, serta mampu mengevaluasi sifat konfigurasi dan kuantitas secara dinamis. Dalam penelitian ini juga dilakukan modifikasi permukaan montmorilonit dengan surfaktan kationik, yaitu setil trimetil amonium (CTMA) dan N,N’- Bis(dodesildimetil)-1,2-etanadiamonium (BDED), yang kemudian disebut sebagai organo- montmorilonit. Modifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan adsorpsi DEHP. Berdasarkan hasil simulasi, konsentrasi awal (C0) DEHP 0,044 mol/L menghasilkan adsorpsi maksimum yaitu sebesar 77,5%. Saat C0 DEHP dinaikkan menjadi 0,088 mol/L, adsorpsi pada permukaan MMT tanpa modifikasi hanya mencapai 1,25%. Sedangkan pada MMT (1 lapis) termodifikasi BDED dengan jumlah molekul BDED setara 0,24 KTK dan disimulasikan pada temperatur yang sama yaitu 300 K, persentase adsorpsi mengalami peningkatan menjadi 44%. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan surfaktan kationik berhasil meningkatkan persentase adsorpsi DEHP karena penambahan surfaktan ini mampu memperluas ruang antar lapisan montmorilonit sehingga situs adsorpsi semakin banyak. Atom N dari surfaktan kationik terikat pada permukaan siloksan montmorilonit, sedangkan rantai C dari surfaktan kationik mengikat DEHP. Selain itu, penggunaan dua lapis montmorilonit lebih efektif dibanding satu lapis dan penggunaan surfaktan kationik BDED sebagai pemodifikasi memberikan hasil yang lebih baik dibanding CTMA.