digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Salsabilla Nur Feranti
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Salsabilla Nur Feranti
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Salsabilla Nur Feranti
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 Salsabilla Nur Feranti
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Salsabilla Nur Feranti
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Salsabilla Nur Feranti
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 Salsabilla Nur Feranti
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA Salsabilla Nur Feranti
PUBLIC Irwan Sofiyan

Taman Nasional Way Kambas (TNWK) memiliki zona pemanfaatan yang telah dikelola sebagai kawasan wisata hutan yaitu Pusat Latihan Gajah (PLG). Namun, jumlah kunjungan di PLG telah padat dan cenderung meningkat tiap tahun dapat mempengaruhi tata kelola dan pemenuhan kumpulan hak sumber daya, serta pengelolaan wisata tidak berkelanjutan. Kerangka Institutional Analysis and Development Framework (IAD) digunakan untuk menganalisis tata kelola wisata hutan yang memiliki sifat menyerupai sumber daya bersama. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah menentukan strategi pengelolaan ekowisata di PLG dengan tujuan operasional yaitu identifikasi tata kelola hutan menggunakan unsur-unsur dari kerangka IAD. Data penelitian dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, kuesioner, dan studi literatur. Analisis data meliputi analisis kondisi biofisik (analisis tutupan lahan dan kondisi existing PLG), analisis deskriptif terkait karakteristik pengunjung dan pengelola PLG, analisis isi dari kebijakan terkait pengelolaan ekowisata, dan analisis pemangku kepentingan. Keluaran dari IAD dianalisis dengan prinsip ekowisata dan indeks kelayakaan ekowisata. Hasil dari seluruh analisis digunakan untuk menentukan strategi pengelolaan ekowisata dengan menggunakan SWOT dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi biofisik (tutupan lahan) PLG dengan jenis semak belukar bernilai 53,7% merupakan kelemahan dalam pengelolaan wisata PLG. Wisata PLG telah memberikan kepuasan dan pengalaman pengunjung namun belum mengubah perilaku pengunjung terkait kepedulian terhadap lingkungan. Pengelolaan wisata di PLG belum sesuai dengan empat peraturan yang digunakan. Terdapat situasi aksi dalam pengelolaan wisata di PLG yang terdiri dari interaksi delapan pemangku kepentingan. Menurut prinsip ekowisata, terdapat empat dari tujuh prinsip ekowisata di PLG yang belum tercapai, namun wisata PLG layak dikembangkan menurut indeks kelayakan ekowisata (nilai 82,07%). Terdapat dua belas strategi beserta indikator untuk pengelolaan ekowisata di PLG menurut analisis SWOT dan QSPM.