digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Yuga Maulana
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Yuga Maulana
PUBLIC Resti Andriani

BAB 2 Yuga Maulana
PUBLIC Resti Andriani

BAB 3 Yuga Maulana
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Yuga Maulana
PUBLIC Resti Andriani

BAB 5 Yuga Maulana
PUBLIC Resti Andriani

BAB 6 Yuga Maulana
PUBLIC Resti Andriani

PUSTAKA Yuga Maulana
PUBLIC Resti Andriani

Kegiatan peledakan tambang kuari yang berada diatas permukaan terowongan #4 Kereta Cepat Indonesia-China berpotensi mengganggu kestabilan terowongan jika terowongan sudah aktif. Oleh karena itu dibutuhkan prediksi untuk menentukan batas maksismum bahan peledak yang boleh digunakan pada tambang kuari tersebut. Prediksi getaran dilakukan dengan dua metode yang berbeda yaitu dengan metode scale distance dan artificial neural network dengan menggunakan data-data pengukuran getaran peledakan yang sebelumnya telah diukur. Hasil yang diperoleh bahwa prediksi menggunakan artificial neural network memiliki tingkat keyakinan lebih tinggi dan nilai standard error of estimate paling kecil dibandingkan persamaan-persamaan dengan metode scale distance yaitu sebesar 93% dan 0.87. oleh sebab itu prediksi bahan peledak dilanjutkan dengan menggunakan artificial neural network dan mendapatkan nilai sebesar 43 kg untuk peak particle velocity 20 mm/s pada jarak 21 m. Hasil ini sebagai data untuk simulasi peledakan permukaan untuk melihat kestabilan atap dan dinding terowongan dengan model numerik 3 dimensi menggunakan metode elemen hingga. Pemodelan simulasi dilakukan dengan melakukan simulasi peledakan yaitu pembebanan blast load sebanyak 3 kali/kejadian. Hasil peak particle velocity pada model menunjukkan angka 20.34 mm/s pada bagian atap terowongan, dan juga menunjukkan bahwa kestabilan terowongan #4 setelah 3 kali peledakan masih dalam kategori aman. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan faktor kemanan yang sangat kecil dari atap, dinding kanan dan kiri terowongan dengan nilai akhir masing-masing diatas 1, yaitu sebesar 6.09, 4.48, dan 3.69. Begitu pula hasil dari regangan yang terjadi pada atap dan dinding terowongan setelah 3 kali peledakan sebesar 0.01 dan 0.03%, nilai ini masih berada dibawah nilai batas maksimum rengangan yang diperbolehkan.