Konsep ruang dan waktu telah diungkapkan dan dianalisis oleh seniman, ilmuwan, dan filsuf
selama berabad-abad. Namun, konsep-konsep ini masih menjadi misterius di beberapa bagian
yang membuat banyak individu berkeinginan untuk menelitinya lebih dalam. Penulis juga telah
melakukan penyelidikan sepanjang kiprah akademisnya di bidang seni, baik di kampung
halamannya di Mumbai, India, dan di Indonesia. Transisi geografis memberikan kerangka bagi
penulis untuk menegosiasikan ruang dan waktu di dua budaya yang berbeda. Penelitian ini
menyajikan pengalaman hidup dalam ruang (pribadi dan publik) dan waktu, yang disajikan
dengan bentuk karya seni.
Beberapa karya yang dihasilkan merupakan karya media campuran yang berdurasi panjang.
Thirdspace (ruang ketiga), sebagaimana dirumuskan oleh Homi K. Bhabha, dan selanjutnya
dikembangkan oleh Edward W. Soja adalah kunci dalam konteks penelitian ini. Soja, yang
mendekati Thirdspace (ruang ketiga) dari perspektif geografis (fisik, spasial), lebih relevan
dalam hal ini. Pembacaan menyeluruh filosofi Deleuze, tentang waktu, mendukung konsep
waktu untuk penelitian ini. Akibatnya, waktu, (masa lalu, sekarang dan masa depan) dalam
kaitannya dengan ruang diamati di semua karya seni. Bacaan menyeluruh kritikus seni dan
pemikir Rosalind Krauss tentang kondisi media pasca diadopsi secara organik untuk lebih
mendukung dan mempermudah praktik dan karya seni pengarang.
Thirdspace (ruang ketiga) sebagai sebuah konsep tidak terpisahkan, terutama untuk seni
performans. Oleh karena itu, penulis yakin penelitian ini memberikan batu loncatan, sebagai
pintu gerbang, untuk memahami konsep kunci ini melalui manifestasi artistik. Penulis sadar
bahwa karya seni yang disajikan disini terbuka untuk diinterpretasikan oleh masyarakat luas.
Selain itu, penulis mengakui kemungkinan yang mengarah pada penyempurnaan konsep lebih
lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk menginisiasi wacana akademik seputar konsep ruang,
waktu, Thirdspace (ruang ketiga) dan pengalaman hidup dalam bidang akademik seni.