digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pulau Flores bagian barat selama beberapa tahun terakhir mengalami kemajuan dalam bidang industri pariwisata yang sangat pesat. Kebutuhan akan listrik mengalami peningkatan akibat kemajuan ini. Kebutuhan energi secara umum perlu dipenuhi sebaik mungkin, salah satunya dengan memanfaatkan energi yang terdapat di daerah tersebut yaitu panas bumi. Studi panas bumi di Wae Sano diklaim dapat menghasilkan 26 Mwe. Potensi panas bumi ini berada di sekitar gunung api Wae Sano yang terletak di daerah volcanic arc. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem panas bumi dari lapangan panas bumi Wae Sano. Penelitian ini dilakukan dengan analisis metode gaya berat yang dimulai dari pengolahan data gaya berat yang dilakukan oleh PSDMBP pada tahun 2015 hingga didapatkan anomali Bouguer lengkap. Rentang anomali Bouguer lengkap adalah 60 – 116 mGal. Kemudian dilakukan pemisahan anomali untuk didapatkan anomali Bouguer residual dengan melakukan metode moving average yang menghasilkan anomali dari -20 – 14 mGal. Untuk membantu melakukan forward modelling 2.5D, dilakukan analisis kualitatif dengan metode First Horizontal Derivative yang memiliki rentang anomali -0,06 – 0,04 mGal serta metode Second Vertical Derivative yang memiliki rentang anomali -11 – 8 mGal. Hasil dari pemodelan dengan densitas dasar 2,65 gr/cm3 didapatkan terdapat intrusi diorite (?? = +0,15 gr/cm3), produk lava dan piroklastik dasit – riolit yang berada di sekitar kaldera Sano Nggoang (?? = -0,25 – 0,47 gr/cm3) yang menerobos satuan vulkanik Poco Dedeng (?? = +0,00 gr/cm3). Batuan dasar di daerah ini diinterpretasikan sebagai satuan batuan sedimen berumur tersier (?? = +0,05 gr/cm3). Terdapat pola struktur sesar pada daerah penelitian sesuai dengan penelitian geologi terdahulu. Berdasarkan hasil penelitian, zona upflow diperkirakan berada di daerah manifestasi air panas Wae Sano. Sedangkan zona outflow diperkirakan berada di daerah manifestasi air hangat Namparmancing dan air hangat Bobok.