Pulau Flores bagian barat selama beberapa tahun terakhir mengalami kemajuan
dalam bidang industri pariwisata yang sangat pesat. Kebutuhan akan listrik
mengalami peningkatan akibat kemajuan ini. Kebutuhan energi secara umum perlu
dipenuhi sebaik mungkin, salah satunya dengan memanfaatkan energi yang terdapat
di daerah tersebut yaitu panas bumi. Studi panas bumi di Wae Sano diklaim dapat
menghasilkan 26 Mwe. Potensi panas bumi ini berada di sekitar gunung api Wae
Sano yang terletak di daerah volcanic arc. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui sistem panas bumi dari lapangan panas bumi Wae Sano. Penelitian ini
dilakukan dengan analisis metode gaya berat yang dimulai dari pengolahan data
gaya berat yang dilakukan oleh PSDMBP pada tahun 2015 hingga didapatkan
anomali Bouguer lengkap. Rentang anomali Bouguer lengkap adalah 60 – 116
mGal. Kemudian dilakukan pemisahan anomali untuk didapatkan anomali Bouguer
residual dengan melakukan metode moving average yang menghasilkan anomali
dari -20 – 14 mGal. Untuk membantu melakukan forward modelling 2.5D,
dilakukan analisis kualitatif dengan metode First Horizontal Derivative yang
memiliki rentang anomali -0,06 – 0,04 mGal serta metode Second Vertical
Derivative yang memiliki rentang anomali -11 – 8 mGal. Hasil dari pemodelan
dengan densitas dasar 2,65 gr/cm3 didapatkan terdapat intrusi diorite (?? = +0,15
gr/cm3), produk lava dan piroklastik dasit – riolit yang berada di sekitar kaldera
Sano Nggoang (?? = -0,25 – 0,47 gr/cm3) yang menerobos satuan vulkanik Poco
Dedeng (?? = +0,00 gr/cm3). Batuan dasar di daerah ini diinterpretasikan sebagai
satuan batuan sedimen berumur tersier (?? = +0,05 gr/cm3). Terdapat pola struktur
sesar pada daerah penelitian sesuai dengan penelitian geologi terdahulu.
Berdasarkan hasil penelitian, zona upflow diperkirakan berada di daerah manifestasi
air panas Wae Sano. Sedangkan zona outflow diperkirakan berada di daerah
manifestasi air hangat Namparmancing dan air hangat Bobok.