digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Wiedy Nadya Putri
PUBLIC Irwan Sofiyan

Penilaian terhadap fisik seringkali kita temui dalam keseharian, bahkan seringkali dijadikan basa-basi. Seperti halnya saat bertemu kembali dengan teman atau sanak saudara yang sudah lama tidak berjumpa. Seringkali ungkapan atau penilaian tentang fisik yang pertama kali terlontar seperti “Loh ko gemukan ya? “, “Eh iteman sih sekarang?”, “Ih pangling deh”. Ungkapan-ungkapan tersebut merupakan body shaming yaitu praktik mempermalukan seseorang dengan membuat komentar yang mengejek atau mengkritisi bentuk atau ukuran tubuh seseorang. Fenomena ini semakin marak terjadi di media sosial dan menimbulkan dampak yang cukup serius, diantaranya malu atas diri sendiri (shame), kecemasan (anxiety), hingga menurunnya kepercayaan diri yang dapat memunculkan pemikiran bunuh diri. Fenomena body shaming ini penting untuk diangkat mengingat maraknya hal ini terjadi pada sosial media yang akan menimbulkan pengaruh besar kepada Generasi Z yang lahir dan tumbur di era perkembangan teknologi digital. Bagi Generasi Z komentar buruk yang didapat pada dunia maya akan berpengaruh langsung pada dunia nyata mereka. Salah satu cara untuk menghindari dampak body shaming adalah dengan meningkatkan kepercayaan diri dari seseorang agar tidak mudah terpuruk saat mengalami body shaming. Cara untuk meningkatkan kepercayaan diri pada proses ini tidaklah mudah karena harus mengubah kebiasaan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan komunikasi yang bersifat persuasif kepada generasi Z lewat kampanye sosial. Perancangan ini menggunakan adaptasi model kampanye milik ostergaard dengan menambahkan penekatan pada perilaku audience. Pada perancangan ini, identifikasi masalah dilakukan dengan cara pengumpulan data berupa studi literatur, wawancara, kuisioner dan observasi. Adapun kampanye ini dibuat hanya sampai tahap perencanaan. Data dari hasil identifikasi masalah dikumpulkan kemudian dianalisis dan menghasilkan perancangan kampanye yang terbagi menjadi strategi dan konsep. Perancangan kampanye pada tesis ini dibuat hanya sampai tahap perencanaan. Hasil penelitian berupa rekomendasi strategi yang terbagi menjadi Strategi Persuasif, Strategi Komunikasi (AISAS), Strategi Media, dan Rancangan berbagai items media kampanye sosial. Pesan yang disampaikan dalam kampanye ini adalah semua orang berhak untuk percaya diri. Pesan tersebut disampaikan dalam 3 tahapan. Tahap tersebut adalah conditioning, informing, dan reminding. Media yang digunakan adalah media sosial Instagram, Youtube Facebok, Twitter , dan website sebagai Hub nya.