digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Permasalahan pertanahan di Indonesia terdapat pada sistem pendaftaran tanahnya, yaitu masih banyaknya jumlah bidang tanah yang belum terdaftar, yang berpotensi menyebabkan sengketa pertanahan akibat ketidakjelasan status kepemilikan lahan. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mengeluarkan program Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, yang bertujuan agar produk akhir yang dihasilkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, kenyataannya, program ini tidak berhasil di semua lokasi, khususnya pada wilayah pedesaan dengan kondisi warga yang berprofesi sebagai petani dengan penghasilan rendah. Untuk mengeksplorasi variabel yang terkait dengan permasalahan di atas, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif berdasarkan data wawancara terstruktur dan observasi. Variabel yang diteliti meliputi kondisi sosial, lingkungan dan ekonomi pada masyarakat petani berpenghasilan rendah di Desa Sukaluyu, Kecamatan Pangalengan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat komponen yang mempengaruhi tidak terlaksananya program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di wilayah pedesaan seperti kondisi internal desa, tingkat ekonomi, pendidikan, akses informasi, akses jalan, dan pemahaman warga di lokasi penelitian. Selain itu dari sisi Badan Pertanahan Nasional sebagai instansi yang berwenang mengatur penguasaan lahan di Indonesia, masih belum maksimal dalam melakukan sosialisasi dan bekerjasama dengan instansi yang terkait dengan program percepatan pendaftaran tanah ini. Kata kunci: petani, penghasilan rendah, pendaftaran tanah sistematis lengkap