digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yanuar Rahmanto
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Yanuar Rahmanto
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Yanuar Rahmanto
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Yanuar Rahmanto
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Yanuar Rahmanto
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Yanuar Rahmanto
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

DAFTAR Yanuar Rahmanto
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2020 TA PP YANUAR RAHMANTO_LAMPIRAN.pdf?
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Indonesia merupakan negara yang sangat rawan akan bencana di antaranya gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir, angin puting beliung dan sebagainya. Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir di Pulau Jawa tercatat telah terjadi 25.658 kejadian bencana alam yang meliputi banjir, tanah longsor, puting beliung, kebakaran, kekeringan, kecelakaan industri, dan gempa bumi. Keenam provinsi yang berada di Pulau Jawa merupakan pusat pertumbuhan perekonomian nasional. Berdasarkan penelitian sebelumnya, beberapa studi yang menyatakan bahwa terdapat efek negatif dari bencana pada pertumbuhan ekonomi terkait PDB. (Rasmussen, 2004; Noy, 2009; Loayza et al, 2012.; Skidmore dan Toya 2002). Rasmussen (2004) menunjukkan bahwa bencana alam mengakibatkan penurunan rata-rata sekitar dua persen dalam tingkat pertumbuhan PDB riil pada tahun yang sama. Hasilnya, bencana yang mematikan menimbulkan nilai serta pertumbuhan PDB lebih rendah. Untuk itu, penelitian ini akan melihat bagaimana bencana yang terjadi pada masing-masing kabupaten/kota di Pulau Jawa, pertumbuhan nilai total PDRB dan tiap sektor usaha, dan pengaruhnya terhadap nilai PDRB. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan objek 119 Kabupaten/Kota di Pulau Jawa pada rentang tahun 2007 2015. Variabel yang digunakan adalah nilai PDRB sebagai variabel dependen, dan jumlah tenaga kerja per tahun dan jumlah korban bencana/jumlah kejadian bencana per tahun sebagai variabel independen. Jumlah korban bencana per jumlah kejadian bencana yang memiliki tingkat paling tinggi yaitu terpusat di sekitar kabupaten/kota bagian Jabodetabek dan bagian selatan Pulau Jawa. Hasil penelitian menunjukan bahwa beberapa variabel jumlah korban bencana/jumlah kejadian bencana berkorelasi negatif secara signifikan terhadap nilai PDRB di sektor industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan sehingga peningkatan jumlah korban bencana/jumlah kejadian bencana secara keseluruhan atau tiap jenis bencana akan mengurangi nilai serta pertumbuhan PDRB pada ketiga sektor lapangan usaha utama dengan proporsi kontribusi terbesar yaitu sektor industri pengolahan; sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan; dan sektor perdagangan, hotel, dan restauran.