digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2020 TA PP EUDIA RIKE PARWATASIKARA 1.pdf)u
Terbatas Noor Pujiati.,S.Sos
» ITB

Berdasarkan eksplorasi oposisi dari teori Laura Mulvey tahun 1975, tatapan laki- laki (male gaze), penelitian ini berupaya mengkaji bagaimana tatapan perempuan (female gaze) ditampilkan secara visual dalam film-film yang dibuat oleh perempuan. Male gaze adalah tatapan yang lebih didominasi oleh sikap laki-laki terhadap perempuan sebagai obyek seksual, berbeda dengan female gaze yang membuat tokoh perempuan sebagai subyek, bukan sebagai obyek. Film “Lady Bird” (2017) dipilih lantaran film tersebut merupakan salah satu film yang diakui secara kritis yang ditulis dan disutradarai oleh sutradara perempuan, Greta Gerwig dalam beberapa tahun terakhir. “Lady Bird” adalah film coming-of-age (pendewasaan) yang berpusat pada hubungan ibu dan anak perempuan dan konflik yang terjadi di dalamnya. Dengan menggunakan metodologi analisis kualitatif dan perangkat teori kritik seni Terry Barret dan teori kritik film berupa mise-en-scène, yang mencakup latar, ekspresi wajah dan gestur, pencahayaan, dan kostum, serta sinematografi Amy Villarejo, film “Lady Bird” dikaji kesesuaiannya dengan definisi tatapan perempuan Joey Soloway tahun 2016. Dari penelitian ini didapatkan bahwa ada beberapa aspek visual yang menunjukkan bahwa film “Lady Bird” merepresentasikan poin pertama tatapan perempuan Soloway, yang berupa mengklaim kembali tubuh dan menggunakannya untuk mengkomunikasikan Melihat-Merasa. Unsur-unsur feminin dan keseharian perempuan merupakan aspek krusial dalam film. Sinematografi yang mendekatkan penonton tanpa menjadi intrusif, dan tidak mengobyektifikasi perempuan. Gestur tiap karakter perempuan memperkaya kepribadian dan perasaan mereka.