digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Spesies jamur dari Penicillium sp. yang berasal dari lingkungan laut telah mendapatkan banyak perhatian dikarenakan kekayaan metabolit sekunder yang diproduksi. Metabolit sekunder Penicillium sp. sejak lama telah diakui sebagai sumber yang menjanjikan untuk dikembangkan menjadi obat karena aktivitas biologinya yang luas. Pada dunia medis sendiri terdapat urgensi untuk mengembangkan obat antibakteri dan antikanker baru. Maraknya resistensi bakteri patogen terhadap antibiotik yang telah ada, resistensi sel kanker terhadap obat anti kanker yang telah ada dan banyaknya tipe dari kanker yang belum ditemukan obatnya memicu peneliti untuk terus mencari senyawa baru dengan aktifitas antibakteri dan antikanker. Salah satu senyawa alternatif yang dapat dikembangkan menjadi obat antikanker dan antibakteri adalah senyawa metabolit sekunder dari Penicillium sp. Makalah ini menyajikan tinjauan sistematis dari metabolit sekuder Penicillium sp. dengan aktivitas antibakteri dan / efek sitotoksisitas serta proses isolasi dan skrining aktivitas metabolit sekunder Penicillium sp. (meliputi literatur dari awal tahun 2010 hingga tahun 2020). Pengumpulan data dilakukan dengan metode studi literatur dimana 15 literatur diambil dari data base Science Direct (https://www.sciencedirect.com/) dan Pubmed (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/). Tercatat dari tahun 2010 hingga 2020 didapat 39 senyawa dengan aktivitas antibakteri dan / efek sitotoksisitas. 39 senyawa tersebut terdiri atas 26 senyawa metabolit sekunder Penicillium sp. yang memiliki aktivitas antibakteri dan 14 senyawa dengan efek sitotoksisitas. Senyawa yang berjumlah 39 tersebut terdiri atas 4 senyawa indol diterpenoid, 3 senyawa phenalenone, 3 senyawa sesquiterpenoid, 4 senyawa isocoumarin, 3 senyawa diketopiperazine, 2 senyawa turunan benzophenone, 2 senyawa phenol, 2 senyawa turunan anthranilic acid, 2 senyawa turunan diphenyl, 2 senyawa diketopiperazin alkaloid, 1 senyawa a-aflatremane, 1 senyawa aflavinine, 1 senyawa hydroxyphenyl acetic acid, 1 senyawa phenolic enamide, 1 senyawa fenol, 1 senyawa benzofuran, 1 senyawa turunan phtalide, 1 senyawa furanon, 1 senyawa hydroxy benzaldehyde dan 2 senyawa lainnya.