digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ananta Aristia Karina
PUBLIC Alice Diniarti

Saat ini jumlah aplikasi kencan online atau dating apps mengalami peningkatan. Tercatat ada lebih dari delapan ribu aplikasi kencan online di seluruh dunia. Peningkatan ini bukan hanya dari kuantitas aplikasi melainkan juga dari jumlah penggunanya. Peningkatan jumlah pengguna lambat laun mengubah cara mereka berkomunikasi, khususnya dalam hal menjalin hubungan romantis. Tidak hanya itu, peningkatan pengguna juga memunculkan berbagai isu sosial yang digolongkan dalam toxic dating behavior. Ada beragam perilaku yang dapat digolongkan dalam toxic dating behavior, mulai dari ghosting, mosting, harrasment, hingga scam. Kerugian yang ditimbulkan dari perilaku ini pun beragam, mulai dari menurunnya self esteem, paradox of choice hingga kerugian finansial. Solusi untuk permasalahan ini adalah dirancangnya sebuah program social campaign yang terutama ditujukan untuk generasi millennial sebagai pengguna dating apps terbanyak. Pentingya perancangan program social campaign adalah untuk meyakinkan khalayak melalui cara yang persuasif agar terjadi perubahan perilaku. Oleh karena itulah perlu diketahui bagaimana konsep social campaign yang persuasif serta bagaimana implementasi desain pada media social campaign. Perancangan social campaign berfokus pada tahapan identifikasi yaitu pembuatan identitas campaign. Peneliti menggunakan kerangka Gregory sebagai acuan unsur-unsur campaign dan design thinking untuk melakukan perancangan. Perancangan dilakukan melalui lima tahapan. Pertama, tahap emphatise dengan pengumpulan data melalui literatur yang terkait dengan toxic dating behavior, wawancara mendalam pada pelaku online dating, serta komparasi dengan campaign yang telah ada. Setelah data terkumpul dilakukan tahapan define melalui analisis data interaktif Miles & Huberman. Data yang telah dianalisis kemudian dijadikan dasar untuk tahap ideate. Tahap ini dibagi menjadi penentuan strategi dan konsep campaign. Strategi berisi penentapan segmentasi khalayak berdasarkan awareness dan psikografi, serta strategi persuasi. Sementara, konsep adalah penjabaran strategi menjadi langkah-langkah konkrit menggunakan creative brief social campaign milik Lowe. Pada tahapan konsep ini juga dilakukan seleksi bentuk visual media campaign dan media penyebaran campaign. Tahap selanjutnya adalah eksekusi prototype media dan pesan campaign yang dibuat dengan proses struktur makro proyek desain Montagna. Tahapan terakhir adalah pembuatan konsep pre-test dengan kerangka pre-test social and behavior change communication campaigns milik Compass. Hasil akhir perancangan adalah sebuah prototype program social campaign bernama Love Cure. Love Cure adalah sebuah gerakan campaign interaktif yang memberikan edukasi secara spesifik tentang online dating. Khalayak sasaran utama campaign adalah generasi millenial perkotaan. Campaign ini disebarkan melalui media website dan instagram sebagai media utama, serta facebook dan twitter sebagai media pendukung. Tujuan utama Love Cure adalah menjadi media edukasi penggunaan online dating, mengurangi jumlah korban scam dan pelecehan, serta menjadi penghubung antara korban toxic dating behavior dengan profesional yang bisa memberikan support. Pesan disampaikan Love Cure dalam bentuk artikel dan infografis. Pesan ini disampaikan dengan cara yang fun untuk menyesuaikan dengan preferensi dan keyakinan khalyak. Dengan dirancangnya Love Cure, diharapkan developer dating apps terbantu membangun sistem keamanan pada aplikasi untuk membuat iklim online dating menjadi kondusif. Perancangan ini juga diharapkan dapat dijadikan dasar merancang social campaign yang persuasif agar dapat mengubah perilaku khalyak sasaran.