digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Muhammad Marwan Aziz
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Muhammad Marwan Aziz
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Marwan Aziz
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Marwan Aziz
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Marwan Aziz
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Marwan Aziz
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Marwan Aziz
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Tambang ABC PT. XYZ menggunakan metode penambangan block caving dalam sistem penambangannya. Metode block caving memiliki tantangan terbesar dalam sistem penambangan ini ialah dibutuhkan kemampuan menangani aliran stress yang baik agar tidak sampai merusak panel tempat dilakukannya kegiatan produksi. Untuk itu dibutuhkan tindakan pencegahan terhadap potensi ketidakstabilan melalui pengukuran konvergen. Konvergen adalah pengukuran perpindahan relatif antara dua titik pada batas penggalian. Potensi ketidakstabilan dilihat berdasarkan perbandingan besar regangan terhadap batas regangan kritisnya mengacu dari kriteria kestabilan Sakurai (1983), Sakurai (1997), dan Hoek & Marinos (2000) sedangkan laju konvergen mengacu pada parameter kriteria kestabilan oleh UG Geotech PTFI (2000), Zhenxiang (1984), dan Cording (1973). Selain itu penelitian juga membahas tentang pengaruh jarak dari caveline terhadap besar konvergen yang terjadi pada lokasi penelitian. Critical strain merupakan batas regangan ketika batuan baru akan mengalami deformasi plastis. Artinya, ketika regangan pada suatu batuan telah melewati batas regangan kritisnya maka batuan tidak akan kembali pada bentuk semula setelah tegangan dihilangkan. Peneltitian dilakukan dengan meninjau 2 panel pada Tambang ABC yaitu panel 9 dan panel 23 dengan pengambilan data pada bulan Agustus 2019 – Januari 2020. Data diambil satu kali di tiap bulannya. Dengan melihat tren besar regangan dan laju konvergen yang terjadi pada stasiun konvergen tempat pengukuran di lakukan, maka dapat dilihat waktu ketika batuan telah melewati regangan kritisnya dan juga dapat dikelompokkan stasiun mana yang memiliki potensi besar untuk mengalami ketidakstabilan. Dari hasil analisis dengan menggunakan kriteria kestabilan berdasarkan besar regangan oleh Sakurai (1973) didapatkan terdapat potensi ketidakstabilan yang terdapat pada stasiun 1, 2, 3, 4, 8, 14, dan 15 pada panel 9 sementara pada panel 23 terdapat pada stasiun 2,5,7,9,11,13,14,15, 18 dan 21. Sedangkan menurut Sakurai (1997) potensi ketidakstabilan yang berada pada Warning Level III berada pada stasiun 2,3, dan 4 pada panel 9 sementara pada panel 23 terdapat pada stasiun 9,11, 13, dan 14. Namun menurut Hoek & Marinos (2000), pada panel 9 terdapat 3 stasiun yang melewati batas kritisnya sebesar 1% yaitu pada stasiun 2, 3, dan 4 sementara pada panel 23 hanya terdapat pada stasiun 11. Kriteria kestabilan lubang bukaan berdasarkan kriteria kestabilan laju konvergen menunjukan jika tidak terdapat kondisi tidak stabil pada panel 9 sedangkan terdapat indikasi ketidakstabilan di stasiun 11 panel 23 menurut Cording (1974) sebesar 1,4 mm/hari. Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa semakin jauh jaraknya dari caveline maka semakin kecil pengaruhnya terhadap besar kecilnya konvergen yang terjadi pada lubang bukaan.