COVER Nur Fahira
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Nur Fahira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Nur Fahira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Nur Fahira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Nur Fahira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Nur Fahira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Nur Fahira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Data hidrologi menjadi sebuah kebutuhan primer bagi perusahaan pertambangan. Hal tersebut
untuk menjawab permasalahan berkaitan dengan penurunan efisiensi dan produktivitas pekerja
maupun alat, tergenangnya front kerja, ketidakstabilan lereng, hingga air asam tambang.. Untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut dibutuhkan perencanaan penanganan air permukaan atau
air hujan yang baik dengan memanfaatkan data hidrologi secara efektif, efisien, dan tepat
sasaran. Data hidrologi dari 15 stasiun hujan dan 2 stasiun cuaca yang dimiliki PT KPC dapat
memberikan informasi yang lebih detail mengenai karakteristik stasiun hujan, namun di sisi lain
perlu diketau jumlah stasiun yang paling optimum. Maka dari itu penelitian ini akan melakukan
karakterisasi temporal curah hujan berdasarkan data curah hujan PT Kaltim Prima Coal tahun
2013-2019 dan dilanjutkan dengan menganalisis efektifitas jaringan stasiun hujan. Untuk
karakteristik temporal curah hujan akan dianalisis kemerataan curah hujan dan tren curah hujan
tahunan dan curah hujan harian maksimum dari data yang ada. Setelahnya karakteristik ini akan
dihubungkan dengan pergerakan angin di PT KPC yang diplot ke dalam windrose diagram.
Pergerakan angin sepanjang tahun didominasi arah NW atau barat laut. Karakteristik temporal
curah hujan menghasilkan pola hujan equatorial untuk setiap klaster dengan ditemukannya
pergeseran bulan basah dan bulan kering pada tiap klaster. Berdasarkan kecenderungan curah
hujan tahunan dan curah hujan harian maksimum mengalami tren menurun. Sebaran curah hujan
di Sangatta secara berurutan dari terbesar ke terkecil adalah Klaster 2, Klaster 1, Klaster 3,
Klaster 4. Sebaran bulan terbasah dan bulan terkering di tiap klaster berbeda-beda. Derjat
musiman area Sangatta sebesar 1,69. Karakteristik temporal curah hujan di Sangatta banyak
dipengaruhi faktor lokal namun masih selaras dengan iklim regional Kalimantan Timur
berdasarkan Dambul (2008). Setelah melakukan karakterisasi, akan dilakukan uji korelasi dan
rasionalisasi menggunakan Metode Kagan-Rodda untuk menentukan stasiun-stasiun yang
merepresentasikan tiap wilayah. Koefisien korelasi antar stasiun hujan pada klaster yang sama
memberikan hasil antara 0,75-1 yang artinya berhubungan kuat dan searah. Rekomendasi
stasiun hujan berdasarkan Metode Kagan-Rodda memberikan hasil 1 stasiun tambahan untuk
Klaster 1, Klaster 2 hanya membutuhkan 4 stasiun, dan Klaster 3 hanya membutuhkan 2 stasiun.